Bersiap Hadapi Libur Natal dan Tahun Baru, Pemprov Kaltim Tegaskan Harga Bahan Pokok Masih Terkendali
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Kaltim, Heni Purwaningsih.-Mayang Sari-Disway Kaltim
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Memasuki periode Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi lonjakan kebutuhan pokok.
Berbagai langkah pengendalian harga dan penjagaan stok mulai digencarkan sejak awal Desember untuk memastikan distribusi komoditas tetap lancar di seluruh wilayah.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM (DPPKUKM) Kaltim, Heni Purwaningsih, mengatakan pemerintah daerah saat ini fokus menjaga ketersediaan barang kebutuhan pokok dan memastikan tidak terjadi gejolak harga di pasar.
Menurutnya, seluruh perangkat teknis di kabupaten/kota diminta memperkuat koordinasi agar situasi menjelang libur panjang tetap terkendali.
Heni menyebut bahwa pemantauan langsung terhadap gudang distributor dan pedagang besar terus dilakukan untuk memastikan tidak ada hambatan distribusi.
Selain itu, pemprov juga rutin memperbarui data perkembangan harga untuk mengantisipasi pergerakan komoditas yang sensitif.
"Kami terus memastikan setiap komoditas penting bergerak normal, dan pola distribusinya tidak terganggu. Langkah pemantauan ini menjadi kunci agar harga tidak melonjak saat permintaan meningkat,"ujar Heni, saat dihubungi pada Sabtu 6 Desember 2025.
BACA JUGA:Optimistis Dapat Bonus TKD, Bontang Incar Kenaikan APBD Jadi Rp2,2 Triliun
Meski secara keseluruhan harga pangan di Kaltim cenderung stabil, Heni mengakui masih terdapat perbedaan harga yang cukup terasa antara kabupaten/kota.
Kondisi geografis yang beragam membuat biaya distribusi di beberapa wilayah lebih tinggi dibanding daerah perkotaan.
"Pada umumnya harga terjaga, tapi memang ada daerah tertentu yang harganya lebih tinggi karena aksesibilitasnya tidak sebaik kota besar. Distribusi membutuhkan waktu dan biaya lebih, dan ini otomatis memengaruhi harga jual," jelasnya.
Untuk meredam kemungkinan kenaikan harga menjelang Nataru, pemerintah memperluas pelaksanaan operasi pasar di berbagai titik, termasuk daerah penyangga yang selama ini rentan mengalami kenaikan harga.
BACA JUGA:Hasil Drawing Piala Dunia 2026: Tak Ada Grup Neraka, Ini Rincian Lengkapnya
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
