RSUD AWS Samarinda Siap Menjadi Pusat Transplantasi Ginjal di Kaltim
Ilustrasi.-IST/Antara-
SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Rumah Sakit Umum Daerah Abdoel Wahab Sjahranie (RSUD AWS) Samarinda bersiap melaksanakan program transplantasi ginjal pertama di Kalimantan yang mampu menjalankan prosedur medis berisiko tinggi ini.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama RSUD AW Sjahranie, dr Indah Puspita mengatakan, persiapan pelaksanaan transplantasi ginjal sudah dilakukan selama satu tahun terakhir.
Program ini menjadi bagian dari upaya rumah sakit untuk menghadirkan layanan kesehatan berstandar nasional di Samarinda, sekaligus mendukung visi pemerintah dalam menciptakan generasi emas Indonesia.
Ia menjelaskan, program transplantasi ginjal di RSUD AWS tidak berjalan sendiri. Rumah sakit daerah tersebut mendapat pendampingan langsung dari Tim Transplantasi Nasional serta bimbingan teknis dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, yang menjadi pusat rujukan nasional untuk layanan transplantasi organ di Indonesia.
BACA JUGA: Wagub Kaltim Seno Aji Telusuri Laporan Kekurangan Tempat Tidur Pasien di RSUD AWS Samarinda
"Kami diampu dan dibimbing oleh tim transplantasi nasional dan juga RSCM Jakarta. Jadi nanti pada saat pelaksanaan, tim dari pusat tetap akan mendampingi," ungkapnya, Senin, 20 Oktober 2025.
Menurut dr Indah, seluruh tahapan persiapan, mulai dari pembentukan tim medis, pelatihan, hingga kelengkapan fasilitas operasi sudah hampir rampung.
Jika tak ada kendala, pelaksanaan operasi perdana ditargetkan dapat dilakukan dalam tahun ini.
Sementara itu, Ketua Tim Transplantasi Ginjal RSUD AWS, dr Astried Indrasari, akan menjadi penanggung jawab utama pelaksanaan program tersebut.
BACA JUGA: RSUD AWS Kekurangan Tempat Tidur, Dinkes Kaltim Siapkan Solusi Hotel Atlet untuk Pasien Pulih
Ia bersama tim dokter spesialis telah menjalani serangkaian pelatihan teknis dan observasi di rumah sakit rujukan nasional, termasuk di RSCM Jakarta.
Transplantasi ginjal, kata dr Indah, merupakan harapan hidup bagi pasien dengan penyakit gagal ginjal kronik yang sudah tidak dapat lagi ditangani dengan terapi cuci darah (hemodialisis) maupun peritoneal dialysis.
Dengan adanya layanan ini di Samarinda, pasien tidak perlu lagi dirujuk ke luar pulau untuk mendapatkan tindakan lanjutan.
"Kami ingin pasien-pasien dengan kondisi ginjal kronis tidak lagi harus ke Jakarta atau Makassar. Ini bentuk komitmen kami memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Kaltim dan Kalimantan pada umumnya," ucapnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
