Bankaltimtara

Kronologi Awal Polisi dan Demonstran di Samarinda Berujung di Ring Tinju

Kronologi Awal Polisi dan Demonstran di Samarinda Berujung di Ring Tinju

Bripda Arjun saat berada di atas ring. -Gatan/disway-

BACA JUGA:Kumala Sound Project, Hapus Keangkeran Pulau Kumala Saat Malam

“Saat ditanya MC tentang apa demonya, dia bilang soal Pilkada. Padahal itu demo tentang politik dinasti. Saya sempat ragu, kok bisa jawabannya berbeda. Apakah dia cuma ikut-ikutan,” kata Arjun dengan heran sambil tertawa ringan, mengingat kejadian itu.  

Ketidakpahaman Wibisono atas isu yang ia protes menjadi sorotan tersendiri, menambah ironi dari peristiwa tersebut.   Meski sempat memanas, Arjun memilih menyelesaikan masalah ini dengan cara yang lebih sehat dan sportif.

“Saat itu, saya tahu masalah ini tidak bisa diselesaikan di jalanan. Ketika kebetulamn ada kesempatan untuk menyelesaikannya di atas ring, saya pikir itu ide yang lebih baik,” ujarnya.  

Meski awalnya diprovokasi, Bripda Arjun mewakili instansinya menyampaikan pesan kepada mahasiswa.

“Jangan anggap kami aparat arogan yang menghalangi aksi kalian. Di balik seragam ini, kami sama seperti kalian, rakyat biasa. Bedanya, hak kami untuk bersuara terbatas, sedangkan kalian bebas menyuarakan aspirasi,” ucapnya.

Ia juga mengingatkan agar aksi mahasiswa dilakukan dengan cara yang tertib.

“Demo itu sah dan hak kalian, asal jelas tujuannya, paham dengan konteks yang disuarakan, dan tidak anarkis. Jangan sampai merusak fasilitas umum atau memaki-maki aparat yang hanya bertugas menjaga keamanan. Jika itu dilakukan dengan baik, kami pasti akan mengawal dan membantu menyampaikan suara kalian,” tambahnya.

Kini, perseteruan yang berawal dari provokasi di jalanan telah berakhir dengan sebuah pertandingan tinju. Kedua pihak sepakat menandatangani kontrak, tidak meninggalkan dendam setelah semua ini usai.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: