Malaysia Tolak Pengungsi Rohingya karena Dinilai Akan Bebankan Negara

Malaysia Tolak Pengungsi Rohingya karena Dinilai Akan Bebankan Negara

“Kami tidak bisa lagi menampung lebih banyak (pengungsi). Karena sumber daya dan kapasitas kami yang sudah mulai menipis. Diperparah oleh pandemi COVID-19,” kata Muhyiddin.

“Namun, Malaysia secara tidak adil diharapkan untuk melakukan lebih banyak untuk mengakomodasi pengungsi yang masuk,” ujarnya.

Malaysia yang mayoritas muslim telah lama menjadi tujuan favorit bagi Rohingya.

Para muslim Rohingya melarikan diri dari penumpasan yang dilakukan militer pada 2017 di Myanmar. Untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Perlakuan terhadap Rohingya telah memecah belah ASEAN. Dengan dua anggota mayoritas muslimnya: Malaysia dan Indonesia.

Kedua negara itu mengkritik Myanmar yang mayoritas beragama Budha dan menyatakan kekecewaan dan putus asa ketika pengungsi Rohingnya tiba dengan kapal-kapal penyeludupan.

Myanmar menyangkal pelanggaran terhadap anggota minoritas di Negara Bagian Rakhine, Myanmar barat itu.

Pihak Myanmar mengatakan, Rohingya bukanlah warga negara mereka. Melainkan imigran ilegal dari Asia Selatan.

Rohingya telah bertahun-tahun menaiki kapal antara November dan April, ketika laut tenang, untuk sampai ke negara-negara Asia Tenggara termasuk Malaysia, Thailand, dan Indonesia.

Muhyiddin mendesak badan pengungsi PBB untuk mempercepat pemukiman kembali Rohingya di Malaysia ke negara ketiga.

Badan itu mengatakan, ada lebih dari 100.000 Rohingya di Malaysia. Meskipun kelompok HAM mengatakan jumlahnya lebih tinggi.

Muhyiddin juga menyerukan lebih banyak upaya untuk memerangi perdagangan Rohingya, yang katanya semakin berisiko untuk dieksploitasi, perbudakan, dan perekrutan oleh militan.

“ASEAN harus berbuat lebih banyak untuk membantu Myanmar, dan Myanmar juga harus berbuat lebih banyak untuk membantu dirinya sendiri. Agar krisis ini tidak terjadi di belakang kita,” imbuhnya.

Otoritas Malaysia mengatakan, belasan orang Rohingya meninggal di atas kapal.

Tubuh mereka dilarungkan ke laut dari sebuah kapal yang kemudian mendarat di sebuah pulau Malaysia pada bulan ini dengan membawa 269 orang di dalamnya. (trb/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: