Trofi Perdana Gattuso

Trofi Perdana Gattuso

Gennaro Gattuso akhirnya merayakan trofi pertamanya sebagai pelatih. (Goal)

LAGA final tanpa kehadiran penonton barangkali mengurangi atmosfer. Terbukti di laga penting yang mempertemukan dua tim yang berisi barisan striker top, malah berakhir tanpa gol. Lorenzo Insigne, Dries Mertens, dan Jose Callejon di sisi Napoli dibuat tak berkutik.

Paulo Dybala, Cristiano Ronaldo, dan Douglas Costa di sisi Juventus tak lebih baik dari trio Napoli. Justru duo penjaga gawang, Alex Meret dan Gianlugi Buffon yang bekerja keras di laga tersebut.

Juventus memang unggul dari aspek penguasaan bola. 53,6 persen berbanding 46,4 persen milik Napoli. Tapi soal efektivitas, Partenopei lebih unggul ketimbang Si Nyonya Tua. Napoli membuat 15 tembakan dengan 7 tepat sasaran. Sementara Juve hanya membuat 3 tembakan tepat sasaran dari 13 kali percobaan.

Apa pun itu, segala statistik sepanjang dua babak menjadi tak penting karena toh, berakhir dengan skor kacamata juga. Penentuan juara pun harus dilalui dengan tos-tosan adu penalti. Tanpa melewati babak tambahan terlebih dahulu.

Ronaldo disiapkan untuk menjadi pahlawan bagi Juventus. Bintang Portugal bertugas sebagai penendang terakhir Juve. Sayang, selebrasi terbang dan pamer otot saat merayakan juara Coppa Italia pertamanya hanya jadi angan-angan saja. Ronaldo bahkan tak memiliki kesempatan menendang karena dua penendang pertama Juve, Paulo Dybala gagal mencetak gol karena bola sepakannya diamankan Meret. Serta Danilo yang tendangannya membumbung tinggi.

Maka gol Leonardo Bonucci dan Aaron Ramsey tak lagi berarti karena empat penendang pertama Napoli, Lorenzo Insigne, Matteo Politano, Nikola Maksimovic, dan Arkadiusz Milik meluncur mulus ke gawang Buffon. Skor 4-2 ditetapkan sebagai hasil akhir. Tanpa adanya aksi penendang kelima masing-masing tim.

Laga final Coppa Italia kali ini sangatlah berarti bagi kedua tim. Bukan hanya soal meraih trofi pasca pandemi. Tapi dari sisi juru taktik kedua tim, Maurizio Sarri dan Gennaro Gattuso sedang mengincar trofi domestik perdananya.

Sarri baru saja kembali ke Italia musim panas lalu usai membawa Chelsea menjuarai Liga Eropa. Sementara Gattuso menangani Napoli sejak Desember 2019. Menggantikan sang mentor, Carlo Ancelotti.

Bagi Sarri, jika berhasil menjuarai turnamen ini akan sangat melegakan. Karena selain akan menjadi trofi pertamanya di Tanah Italia, juga lawannya di final adalah mantan terindahnya, Napoli.

Ya, akhirnya trofi Coppa Italia tahun ini menjadi milik Gattuso. Pelatih 42 tahun itu pun pecah telur. Karena perjalanannya sebagai pelatih di Sion (Swiss), Palermo, OFI Crete (Yunani), Pisa, hingga Milan sampai akhir musim lalu. Tak satu pun trofi yang berhasil dipersembahkan legenda AC Milan tersebut.

"Kehidupan dan khususnya sepak bola telah memberi saya jauh lebih banyak daripada yang saya berikan padanya. Itu membuat saya menjadi seorang pria. Dalam hidup, Anda selalu memikirkan orang tua dan keluarga Anda terlebih dahulu, jadi tentu saja apa yang terjadi sulit diterima," kata Gattuso emosional setelah laga.

"Saya punya minat besar di sepak bola. Saya tidak bisa pergi dari dunia sepak bola barang sedetik pun," tambahnya.

"Siapapun yang berkarier di sepak bola harus mengerti karena kami beruntung. Itulah mengapa saya marah jika melihat pesepakbola tidak menikmati dunia ini. Saya percaya peran Tuhan dalam sepak bola, kita berusaha lalu mendapatkannya," timpalnya penuh rasa bangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: