Resiko Jalur Cepat

Resiko Jalur Cepat

Si Ngerik saat beraksi di Kantor Satlantas Polresta Balikpapan. (istimewa)

Oleh: Chehob Helmi

Si Ngerik sedang berada di Kantor Satlantas Polresta Balikpapan. Hari itu ia ingin memperpanjang surat izin mengemudi (SIM). Si Ngerik pun ikut antre di cuaca yang cukup terik.

Detik, menit dan jam berlalu. Si Ngerik masih antre. Lelah, resah, dan gelisah dirasakan si Ngerik.

Tiba-tiba muncul Bobi dan Abil. Yang kebetulan ada di sana. "Eh Rik. Ngapain di sini?" sapa Abil. "Perpanjang SIM. Lama betul. Dari tadi sudah aku tunggu tak kelar-kelar," sahut Si Ngerik. "Dari jam berapa kamu di sini?" tanya Abil kembali. "Dari pukul 07.00 Wita," jawab Si Ngerik.

"Mau perpanjang SIM? Pakai jalur cepat saja. Calo," celetuk Bobi.

 "Oh iya aku lupa. Jalur cepat ya," ujar Abil. "Serius bisa cepat?" tanya Si Ngerik antusias. "Bisa lah," jawab Abil meyakinkan.

"Aku mau. Ayo," ajak Ngerik. Mereka bertiga bergegas pergi.

Tak lama kemudian.

"Aku menyesal perpanjang SIM kalau begini caranya. Parah nih, Abil!" ketus Si Ngerik seraya memanggil Abil.

Bersama Bobi, Abil bergegas mendatangi Si Ngerik. "Parah. Perpanjang SIM sih perpanjang. Tapi tak begini juga," hardik Si Ngerik sambil memanjangkan kertas putih yang di atasnya ada SIM Si Ngerik.

Suasana riuh. Kasat Lantas Polresta Balikpapan Kompol Irawan Setyono yang melihat ribut-ribut segera mendatangi ketiganya. "Tenang-tenang. Ada apa ini?" tanya Irawan.

"Begini pak. Tadi saya mau perpanjang SIM. Masa dikasih SIM panjang begini, pak," ujar Si Ngerik sambil menunjukkan kertas putih panjang tadi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: