Akibat Pandemi COVID-19, Borneo FC Nol Pemasukan
Penjualan jersey Borneo FC belum bisa diandalkan saat ini karena belum tersedia di store resmi klub. (Dian Adi/ Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com- Penghentian liga saat ini tentu membuat klub-klub peserta tak lagi mendapatkan pemasukan. Sementara pengeluaran untuk gaji pemain dan ofisial masih harus terus ditunaikan. Borneo FC Samarinda merasakan betul dampak penghentian liga kali ini. "Jelas kami ketar-ketir karena tak ada pemasukan. Ya, bukan hanya kami pastinya. Semua klub pasti mengalami hal yang sama," kata Chief Marketing Borneo FC Novi Umar, Jumat (8/5/2020). Beruntung, hubungan Borneo FC dan pihak sponsor yang mendanai tim asal Samarinda ini masih berjalan baik. Sehingga masih ada rupiah yang bisa digunakan untuk menggerakkan tim. Sejauh ini sembilan sponsor yang bekerjasama dengan Borneo FC belum melakukan rasionalisasi kontrak. Hanya masalahnya, di Indonesia, ketentuan sponsor masih diberlakukan pembayaran per tahap. Sebagai gambaran, pola yang banyak dipakai adalah sponsor menggunakan tiga tahap. Yakni pembayaran dilakukan sebelum musim berjalan, saat half season, dan saat kompetisi terakhir. "Jadi dari sponsor baru satu termin (tahap). Untuk dua terminnya tentu masih tanda tanya. Tergantung liga masih lanjut atau tidak," jelas Novi Umar. Sementara penjualan Jersey dan marchendise juga belum terlalu maksimal karena baru awal musim. Borneo FC store sendiri saat ini sedang tidak beroperasi karena mengikuti imbauan dari pemerintah. "Untuk jersey memang kami belum ada di store. Jadi kalau ada yang mau beli, langsung via online ke Riors," lanjutnya menjelaskan bahwa berdasar laporan terakhir, Riors sudah menerima beberapa permintaan jersey Borneo FC dari suporter. Disinggung apakah saat ini keuangan Borneo masih aman, Novi tidak bisa menjawab lantaran bukan tupoksinya. Yang bisa dia jelaskan hanya pemasukan awal musim dari sponsor di termin pertama berjalan lancar. Namun saat ini klub sedang tidak ada pemasukan. Lebih lanjut, keputusan PSSI nantinya untuk menentukan apakah liga dilanjutkan atau tidak. Dari sisi marketing, tentu melanjutkan liga akan sangat bagus. Lantaran kerja sama dengan sponsor akan bisa dilanjutkan. "Tapi itu nantilah. Sekarang ini sebaiknya jangan gegabah dulu untuk mengambil tindakan. Apakah dihentikan atau dilanjutkan tanpa penonton. Lebih baik menunggu pandemi berakhir dulu. Karena ini soal kesehatan dan kemanusiaan," kata Novi Umar. Terlebih, kata Novi, jika pun liga dilanjutkan pada akhir Juli ataupun Agustus. Jika benar-benar pandemi sudah berakhir. Akan berdampak bagus juga. "Lebih bagus. Jadi sekalian aja kan ngikutin jadwal FIFA. Kaya liga di Eropa. Sehingga ke depan lebih bagus juga buat klub." Menurutnya, jadwal liga Indonesia saat ini belum ideal lantaran tidak terkorelasi dengan jadwal FIFA. Saat ada pertandingan internasional, liga Indonesia tetap menjalankan kompetisi. Sementara pemain dari beberapa klub akan ditarik ke timnas. "Dampaknya jadi mengurangi persaingan. Itu akan berpengaruh juga untuk kondisi finansial klub," tutupnya. (ava/fdl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: