Jawab Kelangkaan Masker, Pemdes Anggana Galang Penjahit Lokal

Jawab Kelangkaan Masker, Pemdes Anggana Galang Penjahit Lokal

Unsur pimpinan Desa Anggana membagikan masker kain ke warga. Langkah ini diambil untuk memberi kesadaran kepada warga agar menggunakan masker. Demi menanggulangi penyebaran wabah corona. (Istimewa) Kukar, Diswaykaltim.com – Kelangkaan masker di Indonesia dijawab dengan berbagai cara. Salah satunya, para penjahit lokal memanfaatkan momentum tersebut untuk memenuhi permintaan pasar di tengah pandemi corona. Langkah yang tak kalah sigap dilakukan seluruh Pemerintah Desa (Pemdes) di Kecamatan Anggana, Kutai Kartanegara. Pemdes mengalokasikan dana desa untuk penanganan dan pencegahan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Camat Anggana Norhairi mengungkapkan, dari delapan desa di Anggana, Desa Sungai Meriam, Kutai Lama, dan Handil Terusan mengalokasikan dana desa untuk pembuatan masker kain. Masker itu kemudian dibagikan ke warga. “Untuk Desa Anggana, alhamdulillah tadi (kemarin, red.) itu membagikan masker yang terjahit kurang lebih 3.000 pcs,” ujar Norhairi, Jumat (10/4/2020). Pembuatan masker kain tetap dilakukan oleh Pemdes di Anggana. Meskipun kecamatan itu mendapat masker melalui Dinas Kesehatan (Diskes) Kukar sebanyak 1.500 pcs atau 30 boks. Masker tersebut dibagikan ke seluruh Puskesmas di Anggana. Pembuatan masker kain itu merupakan inisiatif kepala desa. Dikerjakan oleh penjahit lokal di Anggana. Sesuai standar masker yang dianjurkan pemerintah. Jumlah penjahit di setiap desa pun berbeda. Sungai Meriam menggalang sekitar 10 penjahit lokal, Kutai Lama sekitar 13 penjahit, dan Handil Terusan 10 penjahit. Setiap penjahit mampu menghasilkan 100 pcs per hari. “Insyaallah sudah sesuailah standarnya,” ujar Norhairi. Sasaran utama kepala Desa Anggana, Sungai Meriam, dan Handil Terusan adalah orang-orang yang bekerja di lapangan dan berhubungan langsung dengan warga. Seperti pedagang, ojek online (ojol), ojek pengkolan, dan pekerja di sektor lainnya. Sedangkan Desa Sepatin mengalokasikan dana desa untuk pengadaan sembako. Dibagikan ke warga yang terdampak COVID-19. Dari 1.500 Kepala Keluarga (KK), Sepatin membagikan sembako kepada 500 KK. Setiap KK mendapatkan paket sembako kurang lebih senilai Rp 300 ribu. Di dalamnya berupa 10 kilogram beras, minyak goreng, gula, dan bahan pokok. Sementara Handil Terusan mengalokasikan dana desa untuk pembuatan posko penanganan COVID-19. Guna mendata warga yang hilir mudik di desa tersebut. Sedangkan Sidomulyo dan Kutai Lama menyemprotkan cairan disinfektan ke rumah-rumah warga. Desa-desa lain di Anggana pun akan segera mengambil langkah serupa. “(Agar) COVID-19 ini bisa diberantas sama-sama,” tutup Norhairi. (mrf/qn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: