Madu Hutan Kalma, Pilihan Suvenir dan Oleh-Oleh Berau

Madu Hutan Kalma, Pilihan Suvenir dan Oleh-Oleh Berau

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menerima madu Kalma sebagai suvenir, maupun oleh-oleh. (Istimewa) Tidak perlu harus jauh-jauh mencari madu hutan hingga ke pelosok kampung. Madu yang diproduksi Rumah Kemas Berau Kreatif ini, bisa menjadi pilihan terbaik. Diolah dengan teknologi, dan dikemas dengan baik tanpa mengurangi kemurniannya. Hendra Irawan, Disway Kaltim DIDAPATKAN dari hutan Berau dan diproduksi di Rumah Kemas Berau Kreatif di Jalan Kedaung, menghasilkan produk madu bernama Madunta dan Kalma (Kalimantan Madu). Selain menyehatkan, madu tersebut juga bisa menjadi suvenir alternatif bagi wisatawan, apalagi Berau cukup terkenal punya banyak objek wisata. Bahkan, Madunta juga menjadi oleh-oleh pilihan Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, saat berkunjung ke Berau 2019 lalu. Selain bisa didapatkan di Rumah Kemas Berau Kreatif, Madu juga bisa diperoleh di berbagai outlet resmi. Seperti di Toko Basinang Jalan Pulau Sambit, Solo Swalayan Jalan Jenderal Sudirman, Nano Mart di Jalan Pulau Panjang, Unggul Mart di Jalan dr Murjani II, Unggul Jaya di Jalan Durian III, Apotek Kairos Jalan Durian III, Klinik Nurmala di Jalan Anggur, dan Kedai Bakso di Jalan Pemuda. Madu tersebut dipanen oleh masyarakat suku Dayak, yang sudah memiliki pengalaman dalam memanen madu langsung dari pohonnya. "Meskipun sudah dalam kemasan, namun kualitas madu tetap sama seperti baru dipanen pertama kali. Jadi tidak ada campuran apapun," ungkap CSR Specialist Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) PT. Berau Coal, Surya Windah Dahlan, Selasa (11/2). Sementara itu, disampaikan General Manager (GM) CSR PT Berau Coal, Horas Parsaulian Pardede, sebagai produksi lokal, madu tersebut telah menjadi suvenir alternatif bagi wisatawan domestik, dan internasional yang datang. Bahkan belum lama ini, Gubernur Bank Indonesia (BI) saat berkunjung ke Pulau Maratua, diakuinya juga membawa pulang kedua jenis madu itu sebagai suvenir khas Berau. "Selain Gubernur BI, ketua LPS dan rombongan, bahkan Gubernur Kaltim juga membawa madu khas Berau sebagai suvenir. Dan mempromosikannya lewat Instagram miliknya," bebernya. Dijelaskannya, madu dipanen dari pohon Menggeris (Koompassia excelsa) yang tingginya bisa mencapai 100 meter, yang berada di 3 lokasi Komunitas Adat Terpencil (KAT), yakni KAT Sambarata, KAT Birang, dan KAT Lati. Yang mana ketiga KAT tersebut, berada di wilayah binaan PT. Berau Coal melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), dalam memasarkan madu hutan hasil panen masyarakat dayak di sana. Menurut Horas, potensi madu di wilayah KAT masih cukup bagus. Setiap musim panen tiba, satu kepala keluarga mampu menghasilkan 100 hingga 300 liter madu. Saat ini, sudah ada 34 KK dari di 3 KAT yang berprofesi pemanen madu hutan. PT Berau Coal pun mengemas madu tersebut dengan nama lokalnya Madunta, yang berarti madu kita. Selain itu pemasaran pun dilakukan di minimarket maupun tempat yang ramai dikunjungi masyarakat. “Untuk madunta merk lokalnya. Untuk merk premiumnya Kalma, segmen pembedanya itu kemasan dan target marketnya,” katanya. PPM PT Berau Coal juga memastikan pemasaran madu hutan masyarakat di setiap KAT tetap lancar sehingga mampu meningkatkan pendapatan setiap KK di KAT yang menjadi binaannya. "Dalam setahun, panen madu bisa dilakukan dua hingga tiga kali dengan hasil produksi sampai 5 ton," terangnya. Meskipun sudah dikemas dengan botol khusus, kandungannya masih murni yang dihasilkan oleh lebah hutan (Apis dorsata), tanpa ada bahan tambahan apapun. Madu yang dihasilkan lanjut Horas, ada tiga jenis. Yakni Madu Suling, Madu Nyamut dan Madu Hitam "Madu produksi kami layak konsumsi, dan mampu bertahan hingga penyimpanan 5 tahun," ungkapnya Produk tersebut juga telah memiliki izin P-IRT, dan memiliki hasil uji Laboratorium Sucofindo Cibitung. Selain itu, juga sudah diuji di laboratorium Fakultas Kehutanan Unmul, serta Laboratorium Universitas Padjajaran. "Jadi madu yang kami jual keluar sudah terjamin standar kualitas, higienitas, dan dijamin keasliannya. Saat ini izin BPOM sedang kami proses agar dapat mencantumkan manfaat dari madu," terangnya. Pihaknya juga telah mengenalkan produksi Madu ke masyarakat Berau. dengan menitipkan di outlet-outlet resmi yang ada di seputaran Kota Tanjung Redeb. Tidak itu saja, madu tersebut juga diberikan sebagai oleh-oleh ketika ada kegiatan peresmian project CSR dari PT. Berau Coal. "Untuk yang di luar Berau selain melalui jaringan grup usaha Sinarmas di Jakarta, juga bisa didapatkan di toko online Bli Bli," terangnya. Dirinya berharap, pihaknya dapat memperluas pasar, tidak hanya membeli madu dari KAT, melainkan hasil madu dari masyarakat yang ada di wilayah lain agar dapat diproses. Bahkan, saat ini sudah menyiapkan ternak madu, agar kebutuhan madu dapat lebih tercukupi dan berkelanjutan. "Ini sudah kami siapkan di KAT Lati. Kami ingin melalui pendampingan dan pembinaan yang kami lakukan membuat perekonomian masyarakat bisa meningkat," tandasnya. (*/app)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: