Terobsesi dengan Spiderman, Satu Kostum Dibanderol Rp 3,5 Juta

Terobsesi dengan Spiderman, Satu Kostum Dibanderol Rp 3,5 Juta

Kreatif tak jarang terbentuk dari keadaan. Seperti Irwan Wiryadinata yang memulai bisnis cosplay justru saat usaha pertamanya kurang berjalan mulus. Berangkat dari hobi, kini karyanya sudah melanglang buana. Kalau berkunjung ke Toko X-Zone Sports and Heroes di Jalan Juanda nomor 44, mungkin akan mengira itu hanya toko jersey dan atribut olahraga biasa. Tapi, jika masuk ke lantai 2, Anda akan menemukan tumpukan kostum dan topeng Spiderman yang siap diekspor ke luar negeri. "Sebenarnya, ada lagi workshop-nya sendiri untuk bikin topeng-topengnya ini, ada di Sempaja Ujung. Yang di sini, yang udah siap." Kata Irwan Wiryadinata sang owner sambil menunjuk koleksi dagangannya, Jumat (31/1). Irwan memang sudah terobsesi dengan karakter Spiderman sejak kecil. Saking cintanya ia dengan tokoh superhero ini, Irwan punya satu lemari khusus berisi ratusan koleksi merchandise dari semesta Spiderman. Mulai dari Spiderman versi Tobey Maguire, Andrew Garfield hingga Tom Holland. Karakter villain dan pendukung seperti Green Goblin, Venom, Mary Jane dan Gwen Stacy juga tak luput dari koleksinya. Irwan menyebut, alasan ia paling menyukai tokoh komik Marvel ini karena ia menganggap Spiderman sebagai karakter yang paling manusiawi. Kepribadiannya yang jenius, namun tetap kocak dan konyol juga makin membuat tokoh superhero ini makin lovable. "Spiderman ini kan nggak kayak Iron Man atau Batman, yang emang mereka udah kaya dan punya segalanya. Spiderman ini nggak punya apa-apa, tapi dia bisa juga jadi superhero" katanya berkisah. Irwan membangun bisnisnya dengan label Iwan Zona Kaos sejak 2014. Awalnya, ia hanya menjual kaos jersey dan perlengkapan olahraga. Bisnisnya berjalan stabil, sampai akhirnya ketika ekonomi Kaltim menurun karena harga jual batu bara anjlok, Irwan juga kena imbasnya. "Satu Samarinda kan terdampak tuh. Penjualan turun drastis. Distro banyak yang collapse, dari situ saya berpikir untuk cari inovasi baru," tutur ayah dua anak ini. Kebetulan, Irwan memang hobi mengikuti cosplay. Ia aktif mengikuti even-even Comic Con di Jakarta. Membuat kostum Spiderman, awalnya hanya sebagai koleksi. Sampai akhirnya ia mencoba untuk mencari peluang pasar untuk menjual kostum karyanya. Ternyata, diterima dengan baik. Irwan pun tidak sembarangan dalam menghasilkan kostum buatannya. Ia mendesain sendiri rancangan kostumnya. Kemudian kain spandex sebagai bahan dasar dan print gambar pada kostum ia impor langsung dari Tiongkok. "Di Indo (Indonesia) juga ada. Cuma kualitasnya beda jauh," akunya. Ia dibantu empat orang karyawan untuk menjalankan usahanya. Minimal, dalam sebulan Irwan menerima 25 pesanan kostum. Yang sebagian besar, permintaan datang dari luar negeri. Seperti Amerika Serikat, Inggris, Malaysia, Jepang, Kanada, Brazil, bahkan hingga ke Israel. "Karena kalau untuk pasar Indo, harga saya udah nggak masuk. Kalau di luar negeri kan udah kayak uang jajan aja buat mereka," sebut Irwan. Benar saja. Untuk satu kostum Spiderman, Irwan menjual dengan harga Rp 3,5 juta. Harga akan makin tinggi jika ada penambahan custom dari pembeli. "Kadang ada yang minta, matanya bisa kedip lah, atau yang versi Spiderman verse atau black monkey, kita minta harga lebih juga," sambungnya. Selain kostum Spiderman, Irwan juga menyediakan kostum Power Rangers dan Black Phanter. Walau pun diakuinya, saat ini dia hanya menerima pre-order untuk kostum Spiderman. "Kalau terlalu banyak kan, takut keluar dari pakem. Mending yang ada di fokusin dulu," ungkap pria yang hobi travelling ini. Irwan menarget untuk makin mengembangkan usahanya. Apalagi kini ia sudah dilengkapi dengan fasilitas 3D print yang makin memperlancar usahanya. Namun bisnis ini bukan tanpa kendala. Irwan mengaku saingan di bisnisnya juga semakin banyak. Dengan harga jual yang lebih murah. Walau pun Irwan tetap optimistis, secara kualitas ia jauh lebih unggul. Ia juga bertekad, ingin membuat cosplay semakin diakui. Ia tak menampik, sebagian masyarakat masih menilai sebelah mata dunia cosplay. "Mungkin dianggap kekanak-kanakan. Atau badut banget lah, tanpa bermaksud merendahkan profesi badut ya. Makanya saya kalau diundang cosplay Spiderman ke acara ultah, nggak mau," katanya. Upaya Irwan untuk meningkatkan penghargaan masyarakat terhadap cosplay dengan aktif mengadakan kegiatan-kegiatan charity. Misalnya mengunjungi anak-anak pengidap kanker di rumah sakit dengan menggunakan kostum Spiderman. "Kalau sudah pakai kostum, saya pantang buka topeng. Karena gak mau menghancurkan fantasi anak-anak," aku pria 39 tahun ini. Itu caranya untuk menjadi superhero dengan jalan lain. Karena intinya, superhero adalah pahlawan yang selalu menolong orang lain. (krv/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: