Sebanyak 200 Kader PKS Mundur, Protes karena Sarwono Diganti Arif

Sebanyak 200 Kader PKS Mundur, Protes karena Sarwono Diganti Arif

Samarinda, DiswayKaltim.com - Sebanyak 200 orang lebih pengurus dan kader dewan pengurus daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Samarinda mengundurkan diri.

Aksi tersebut merupakan salah satu protes yang dilakukan kepada pengurus DPD PKS Samarinda karena membatalkan surat keputusan DPP PKS. Keputusan tersebut mengutus Sarwono sebagai calon wawali Samarinda menggantikan Nusyirwan Ismail.

Posisi Sarwono digantikan Arif Kurniawan dengan keputusan sebelah pihak. Karena itu, dalam jumpa pers yang dilaksanakan di Rumah Makan Bebek, Jalan Awang Long, Rabu (17/7/2019), para kader secara simbolis meletakkan kartu keanggotaan DPD PKS, serta melepas seragam dan atribut partai yang mereka kenakan.

“Hari ini, kami resmi menyatakan mundur dari keanggotaan PKS Samarinda. Ada 200 orang lebih anggota DPD PKS Samarinda yang mundur,” kata juru bicara Forum Kader PKS Samarinda, Ikhwanu Thoat.

Mundurnya para kader DPD PKS Samarinda bukan tanpa alasan. Mereka mengaku kecewa kepada DPD PKS Samarinda yang mengganti Sarwono yang diyakini berpotensi besar untuk menjadi wali kota dalam pilkada tahun depan.

“Kami dari forum Kader PKS pendukung Sarwono sebagai calon Wali Kota Samarinda, menyatakan sikap menolak SK DPD PKS Samarinda, mengganti Sarwono sebagai Arif Kurniawan. Kader PKS menilai, Sarwono punya peluang besar. Kami menyayangkan keputusan DPD PKS Samarinda itu,” ujar Thoat.

Thoat menilai, SK DPD cacat etika, lantaran Sarwono tidak pernah diajak berkomunikasi dan diberi alasan soal penggantiannya. “Keputusan melalui SK itu, sudah tidak sesuai dengan kami. Karena membelokkan partai itu sendiri. Saya sebagai arus bawah, yang pernah berjuang untuk PKS, menyayangkan sikap DPD PKS itu,” ungkap Thoat.

Ketika dikaitkan dengan organisasi masyarakat (Ormas) Gerakan Arah Baru Indonesia (Garbi), Thoat mengatakan dirinya beserta kader PKS lainnya yang menyatakan diri keluar dari DPD PKS Samarinda hanya sebagai partisipan organisasi.

“Itu kan hanya ormas, bukan partai. Jadi, kami keluar dari PKS bukan karena ingin gabung di Garbi. Ini semata hanya bentuk protes kami kepada pengurus DPD PKS Samarinda. Dan kami menuntut agar pengurus meminta maaf kepada Sarwono,” pungkasnya. (mic/dah)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: