4 Miliar Barel Minyak Belum Tersentuh Investor

4 Miliar Barel Minyak Belum Tersentuh Investor

  BALIKPAPAN - Industri migas di Indonesia kini tak lagi menjadi primadona. Hal tersebut pun diakui oleh pelaku industrinya sendiri, bahkan presiden RI Joko Widodo pun meyatakan Kejayaan minyak dan kayu sudah selesai, kejayaan komoditi SDA sudah hampir selesai, fondasi Indonesia ke depan akan mengandalkan SDM yang berkualitas. Kendati demikian, hal itu tidak memadamkan mimpi RI untuk mencetak produksi minyak mencapai satu juta barel per hari di 2030 mendatang. Dengan ditemukannya ratusan titik sumur minyak yang masih aktif di wilayah Kalimantan Utara ini. Salah satu direksi PT. Bulungan Mineral Prima Energi (BMPE) Jefry Koraag menjelaskan, bahwa diatas lahan area konsesi 21.490 hektare milik PT BMPE tersebut menyimpan miliaran barel minyak mentah yang siap produksi. “Ada 140 titik sumur minyak, dan ini peninggalan Belanda, namun masih aktif hingga sekarang. Bahkan 27 sumur diantaranya minyaknya sudah tumpah ke permukaan,” kata Jefry saat ditemui dikediaamanya, Kamis (16/1/2020). Ia mengaku, bahwa pihaknya tidak mampu mengelola sendiri sumur - sumur minyak ini. Sehingga kami berniat untuk mengundang para investor yang siap bekerjasama untuk mengelola 140 sumur ini. Tepatnya, Lokasi Sumur minyak ini berada di pulau Mandul, kabupaten Tana Tidung, kecamatan Tana Lia Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara). Untuk legalitas perusahaan BMPE ini sudah mengantongi ijin dari tingkat lokal hingga ke gubernur. Dan lokasi ini lepas dari blok konsesi Pertamina dan Medco. Pihaknya juga telah melakukan uji sampling dan dihitung - hitung dari 27 Sumur yang aktif mampu menghasilkan hingga 4 miliar barel. Sementara kapasitas rata - rata satu sumur mampu menghasilkan 1.500 barel per hari. “Kita tahu, target bapak jokowi 2 juta barel per hari. Sedangkan capaian se-Indonesia hanya 750 an barel per hari. Mungkin ini salah satu solusi untuk menambah produksi minyak kita di Indonesia,” tambahnya. Dengan adanya lokasi sumur baru ini pihaknya berharap dapat membantu program negara dalam mencapai 1 juta barel perhari. Dengan bekerjasama para investor mana saja yang mau dan siap mengelola ratusan sumur siap produksi ini. Tentu akan berdampak pada devisa negara, Penyerapan tenaga kerja lokal serta pendapatan asli daerah (PAD) di Kaltara. “Saat ini kami terkendala biaya eksplorasi, produksi, peralatan dan SDM yang ahli di bidang Minyak dan gas. Kami berharap Semoga ada investor yang siap mengelola sumber minyak baru ini,” ungkapnya. Salah satu saksi mata yang juga selaku penanggung jawab PT BMPE H Hamsah saat eksplorasi 27 Sumur terebut mengatakan, pada tahun 1995 lalu sudah dilakukan uji Survey oleh perusahaan Dominic dan Escipter asal Amerika Serikat (USA) yang dipimpin oleh mr. Franky, mr. Deck dan mr. Alex.(adv/snd/hdd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: