Atlet PON Tes Fisik, Konsultan: Baru Tes Awal
Sejumlah atlet mengikuti tes fisik di Stadion Madya Sempaja (Tebe/ Disway Kaltim) Samarinda, DiswayKaltim.com - Sudah 3 hari terakhir KONI Kaltim menggelar tes fisik bagi 319 atlet PON Kaltim di Stadion Madya Sempaja, Samarinda. Di hari ketiga (Kamis, 16-1-2020) ini, ada sembilan cabang olahraga yang ambil bagian yakni gulat, kempo, menembak, dayung, sepatu roda, catur, binaraga, dan sepak takraw. Konsultan teknik KONI Kaltim yang juga guru besar Fakultas Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, Dikdik Zafar Sidik hadir langsung guna memastikan tes fisik berjalan dengan semestinya. Terdapat 3 item yang diuji yaitu kelenturan, kekuatan, dan daya tahan. Tes fisik ini sendiri merupakan pintu masuk bagi atlet PON Kaltim untuk menuju Training Center (TC) Desentralisasi mandiri. Namun begitu, rangkaian tes fisik yang dilakukan atlet PON ini belumlah bersifat final. "Tes fisik ini kami menyebutnya sebagai tes awal, dan merupakan rangkaian program yang didesain pelatih masing-masing cabor. Untuk itu bentuk tesnya masing-masing cabor berbeda. Disesuaikan dengan jenis olahraganya," kata Dikdik. Dikatakan sebagai tes awal karena setelah ini para atlet akan tetap melalui tahapan uji fisik lainnya. Baik yang bersifat mingguan atau bulanan. Karena idealnya, menurut Dikdik, tes fisik memang harus dibuat rangkaian sedari selesai Pra-PON hingga menjelang PON. Hal ini dimaksudkan agar monitoring fisik atlet, dimana faktor fisik adalah komponen terbesar dalam sebuah olahraga, bisa dikawal ketat hingga hari penyelenggaraan PON. Karena bukan tes fisik satu-satunya, maka sangat memungkinkan untuk cabor melakukan bongkar pasang atlet. "Promosi-degradasi atlet sangat mungkin. Nantinya atlet yang promosi akan dilihat rekam jejak uji fisiknya di cabor. Karena untuk mengganti atlet kan pasti ada pertimbangannya. Tidak bisa serta merta," lanjut Dikdik. Walau dalam perjalanannya nanti masih akan ada tes fisik di masing-masing cabor yang harus dipantau oleh konsultan teknik, uji fisik serentak ini sengaja diadakan karena ingin menyeragamkan formulasi penilaian fisik atlet. Berangkat dari penilaian awal ini, nantinya konsultan akan memberi arahan kepada masing-masing cabor untuk program latihan berikutnya. Tidak Ada Tes Doping dan Narkotika Disinggung soal tes doping dan narkotika, Dikdik mengaku hal itu sangat penting. Namun setelah diadakan sebelum Pra-PON lalu, timnya tak berencana mengadakan lagi disepanjang persiapan atlet menunu PON XX Papua 2020. Namun begitu, untuk mencegah atlet melakukan penyimpangan doping dan narkotika, para atlet akan diberi edukasi secara kontinyu. "Pemahaman tentang doping dan narkotika itu penting sekali. Kami akan memberi edukasi ke mereka. Jika nantinya ada tes doping, maka itu tanggung jawab penyelenggara (Papua), bukan kami. Atlet harus paham doping itu menguntungkan atau merugikan. Karena prestasi olahraga itu kan berlandaskan sportifitas," tandasnya. Selain diberi edukasi secara marathon, Dikdik juga berharap dari tim medis melakukan tes kesehatan secara berkala. "Saya harap tim medis melakukan tes kesehatan pada atlet. Saya juga berharap agar atlet yang akan diberangkatkan ke PON mampu menjaga kesehatan serta tak melakukan hal-hal yang tidak diperkenankan," demikian Dikdik. (ava/fdl)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: