Pj Bupati PPU Ajak Pemuda Lestarikan Festival Nondoi
Festival Belian Adat Paser Nondoi yang digelar selama 5 hari. -awal/disway-
Banner 2, Pemkab PPU-Reza-nomorsatukaltim.disway.id
PPU, NOMORSATUKALTIM – Pelestarian budaya harus terus dilakukan guna tak lenyap, hilang atau terdegradasi seiring perkembangan zaman. Hal itu agar terus terjaga dan generasi selanjutnya mengetahui adat yang ada di Indonesia, khususnya daerah asalnya.
Salah satunya yang rutin dilaksanakan di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) yakni Festival Belian Adat Paser Nondoi. Pada tahun ini kembali terselenggara selama 5 hari, tepatnya dimulai 28 Oktober hingga 2 November. Rangkaian kegiatan itu dipusatkan di Rumah Adat Kuta Rekan Tatau, Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam.
"Festival budaya tahunan yang diselenggarakan di Kabupaten PPU, ini adalah upaya untuk terus melestarikan adat budaya," kata Penjabat (Pj) Bupati PPU, Muhammad Zainal Arifin, Senin (28/10/2024).
BACA JUGA:Peringatan Hari Sumpah Pemuda di PPU, Pesan Pj Bupati: Teguhkan Semangat Kepemudaan
BACA JUGA:Kemiskinan Ekstrem di PPU Ditargetkan Zero Persen pada Akhir 2024
Dirinya mengatakan, adat istiadat suatu daerah mengandung banyak makna mengenai karakter bangsa dan budaya. Kemudian beri banyak manfaat bagaimana berperilaku dalam keseharian, khususnya antar individu maupun dalam kelompok, katanya semuanya punya etika dan itu tak terlepas dari adat budaya yang telah ditanamkan leluhur.
"Salah satunya kita diajarkan untuk terus melestarikan budaya, seperti gelaran Festival Nondoi," sambungnya diwawancarai awak media sela kegiatan.
Ia menegaskan bersama dengan pemangku kebijakan di Kabupaten PPU berkomitmen untuk terus menjaga pelestarian budaya dan keberlanjutannya. Dirinya berpesan dan mengharapkan kawula muda untuk tak meninggalkan budaya yang terdapat didaerahnya, karena keberlanjutan atau pelestarian adat istiadat ke depan di tangan generasi selanjutnya.
"Bertepatan juga dengan hari sumpah pemuda, kami sangat mengharapkan pemuda-pemudi ikut melestarikan budaya asli Kabupaten PPU," pintanya yang juga menjaga Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia.
BACA JUGA:Dukung Ketahanan Pangan, Pj Bupati PPU Tanam Jagung Perdana Bersama TNI Polri
BACA JUGA:Belajar Pertanian Organk di Sleman, Distan Berharap Bisa Diadopsi PPU
Untuk diketahui, Festival Nondoi pada dasarnya merupakan ritual bersih-bersih kampung. Dulunya gelaran itu rutin dilakukan oleh leluhur Suku Paser dengan tujuan diberikan kesejahteraan bagi masyarakat. Secara umumnya untuk tolak bala menjauhkan masyarakat Kabupaten PPU dari segala bentuk bencana.
"Mari sama-sama kita semua pihak dan masyarakat terlibat dan aktif dalam pelestarian adat budaya," pinta Zainal Arifin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: