Pemuda Katolik Mahulu Sosialisasi Bahaya Pernikahan Dini kepada Pelajar
Pemuda Katolik Mahulu saat sosialisasi bahaya pernikahan dini.-Iswanto/Disway-
MAHULU, NOMORSATUKALTIM – Tingginya angka pernikahan dini menjadi perhatian semua pihak, baik pemerintah maupun lembaga non pemerintahan. Seperti halnya yang dilakukan organisasi Pemuda Katolik Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu)
Mereka melaksanakan sosialisasi mengenai dampak dan upaya pencegahan pernikahan dini, Minggu (6/10/2024). Kegiatan ini dihadiri oleh 50 pelajar kelas X dan XI SMAN 1 Long Bagun.
Tujuannya untuk mencegah pernikahan usia dini yang meningkat pasca pandemi Covid-19.
Ketua Pemuda Katolik Mahulu, Anastasia Hiyang menjelaskan bahwa peningkatan pernikahan usia dini merupakan salah satu dampak dari pandemi.
BACA JUGA:Jelang Event Hudoq Pekayang, Ketersediaan Jaringan Internet di Long Isun Aman
BACA JUGA:Wakapolres Mahulu: Kasus Kekerasan Seksual di Mahulu Seperti Gunung Es
Menurutnya, saat itu ada banyak remaja yang tidak memiliki kegiatan produktif sehingga malah terjebak dalam pergaulan bebas dan berujung kasus pernikahan dini yang justru terus meningkat.
Ia tak menyebutkan data pastinya. Namun, menurut data yang diperolehnya, angka pernikahan dini di Indonesia mengalami peningkatan, termasuk di Mahulu.
"Sesuai dengan data, pernikahan usia dini pasca COVID-19 meningkat, dan ini menjadi tanggung jawab kami, terutama dalam bidang kesehatan dan kepengurusan. Oleh karena itu, kami merasa wajib untuk melakukan pembinaan terkait isu ini," ujarnya.
Dengan demikian, sosialisasi yang dilakukan Pemuda Katolik Mahulu ini penting untuk mempersiapkan generasi muda yang mapan secara ekonomi dan psikologis sebelum memutuskan untuk menikah.
Apa lagi dalam Undang-Undang Perkawinan di Indonesia dengan jelas menetapkan usia minimal menikah adalah 19 tahun.
BACA JUGA:Tarik Minat Wisatawan, Pemkab Mahulu akan Gelar Hudoq Pekayang
BACA JUGA:Hasil Audit di Kampung Long Hurai, Inspektorat Mahulu Akui Penyelewengan Anggaran
Sehingga menurut Pemuda Katolik menikah sebelum usia tersebut dapat berdampak negatif pada kondisi ekonomi keluarga dan berkontribusi pada masalah kesehatan, seperti stunting.
"Masalah ekonomi sering kali menjadi salah satu penyebab stunting. Ketika pasangan muda yang belum mapan menikah, mereka tidak mampu menyediakan gizi yang cukup bagi anak-anak mereka, baik saat dalam kandungan maupun setelah lahir," jelas Hiyang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: