Musim Kemarau Kaltim Dimulai Agustus, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Masa Transisi

Musim Kemarau Kaltim Dimulai Agustus, BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Masa Transisi

Kaltim tetap memiliki musim kemarau, namun berlangsung lebih pendek dibanding pulau lain di Indonesia.-(Foto/Istimewa)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan memprediksi bahwa musim kemarau akan dimulai pada bulan Agustus 2024. 

Prediksi ini disampaikan oleh Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan BMKG Balikpapan, Kukuh Ribudiyanto, dalam dialog waspada cuaca ekstrem.

“Pada dasarian I Agustus yakni 1-10 Agustus diprakirakan mulai kemarau,” ujar Kukuh Ribudiyanto, dikutip dari laman Pemprov Kaltim, Senin (22/7/2024). 

Ia menjelaskan bahwa Kalimantan Timur memiliki iklim yang berbeda dengan Pulau Jawa. Musim kemarau di Kalimantan Timur cenderung lebih pendek karena dipengaruhi oleh letak geografisnya yang berada di daerah ekuator, sehingga hujan lebih sering terjadi sepanjang tahun.

BACA JUGA: IKN Hujan Terus, 4 Pesawat Modifikasi Cuaca Diturunkan Demi Kejar Target Pembangunan

Pada dasarian I Agustus, diprediksi lima wilayah di Kalimantan Timur akan mengalami awal kemarau. Wilayah-wilayah tersebut adalah Paser, Penajam Paser Utara, Balikpapan, Kutai Kartanegara, Samarinda, dan Berau. 

BMKG mengimbau masyarakat di wilayah-wilayah tersebut untuk waspada terhadap dampak dari perubahan musim ini.

Kukuh Ribudiyanto juga mengingatkan bahwa masyarakat perlu waspada terhadap cuaca ekstrem yang mungkin terjadi selama masa transisi dari musim hujan ke musim kemarau. 

Cuaca ekstrem ini termasuk hujan lokal dengan intensitas menengah hingga tinggi yang bisa membawa angin kencang, puting beliung, serta sambaran petir. 

BACA JUGA: Pemkab Berau Segera Bangun Sirkuit Road Race Permanen

Dampak Cuaca Ekstrem

Selama masa transisi, masyarakat diimbau untuk selalu waspada terhadap potensi bencana yang bisa terjadi, seperti tanah longsor, jalan licin, banjir, dan pohon tumbang. 

BMKG mencatat bahwa cuaca ekstrem dalam kategori pendek sering terjadi di bulan Juli hingga pertengahan Agustus karena adanya hujan lokal yang membawa angin kencang dan petir.

Adanya awan kumulonimbus pada masa transisi ini juga perlu diwaspadai. Awan jenis ini dapat menyebabkan hujan lebat disertai petir, angin kencang, hingga puting beliung, yang bisa membahayakan keselamatan dan merusak infrastruktur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: