Rupiah Tertekan, Investor Asing Tarik Dana dari Pasar Modal Indonesia

Rupiah Tertekan, Investor Asing Tarik Dana dari Pasar Modal Indonesia

Rupiah kian tertekan oleh aliran modal keluar pada akhir pekan ini.-(Ilustrasi/Nomorsatukaltim)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Bank Indonesia (BI) mengumumkan perkembangan terbaru terkait stabilitas nilai Rupiah pada 21 Juni 2024. 

Berdasarkan data dari 19-21 Juni 2024 yang dikutip melalui laman BI, pada Minggu (23/6/2024), terlihat adanya tekanan tambahan terhadap Rupiah akibat aliran keluar modal asing.

Pada akhir perdagangan Kamis, 20 Juni 2024, Rupiah ditutup di level Rp16.425 per dolar AS. Namun, pada pagi hari Jumat, 21 Juni 2024, Rupiah melemah dan dibuka di level Rp16.440 per dolar AS.

BACA JUGA: Bye-bye Kabel Semrawut, Kota Samarinda Terapkan Kabel Bawah Tanah Mulai Tahun ini

Sementara itu, imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun turun ke 7,104 persen pada 20 Juni sebelum kembali naik ke 6,18 persen pada pagi 21 Juni. Kenaikan yield menunjukkan adanya penjualan obligasi yang menambah tekanan pada pasar keuangan.

Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) menguat ke level 105,59, dan yield obligasi pemerintah AS (UST) 10 tahun naik ke 4,259 persen. Penguatan dolar dan kenaikan yield AS membuat investasi di AS lebih menarik, sehingga banyak investor menarik dananya dari Indonesia.

BACA JUGA: Dishub Balikpapan Akan Luncurkan 22 Unit Bus SAUM BTS pada Agustus 2024

Data transaksi menunjukkan modal nonresiden (investor asing) melakukan jual neto sebesar Rp0,78 triliun pada 19-20 Juni 2024. 

Rinciannya, jual neto Rp1,42 triliun di pasar saham, beli neto Rp0,45 triliun di SBN, dan beli neto Rp0,19 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). 

Sepanjang 2024, nonresiden sudah mencatat jual neto Rp42,10 triliun di pasar SBN dan Rp9,35 triliun di pasar saham, meski ada beli neto Rp117,77 triliun di SRBI.

BACA JUGA: Pengusaha Tiongkok Siap Investasi Rp13,8 Triliun untuk Industri Pertanian di Kaltim

Premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun, indikator risiko investasi, stabil di 76,04 basis poin (bps) per 20 Juni 2024, menunjukkan persepsi risiko yang tidak berubah banyak.

Bank Indonesia kini sedang melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi dan menarik kembali investasi asing ke Indonesia.

BACA JUGA: Ini 3 Jurus Pemerintah Hadapi Inflasi yang Diungkap oleh Airlangga Hartarto

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: