Hamas Bersedia Berunding dengan Israel, Tapi dengan Satu Syarat….

Hamas Bersedia Berunding dengan Israel, Tapi dengan Satu Syarat….

Khalil al-Hayya, seorang pejabat tinggi Hamas yang mewakili kelompok Palestina dalam negosiasi gencatan senjata dan pertukaran tawanan di Gaza, duduk di depan latar belakang yang menunjukkan kota tua Yerusalem di Istanbul, Turki, pada 24 April 2024. -AFP-

SAMARINDA, NOMORSATUKALTIM - Kelompok Hamas menerima proposal gencatan senjata di Gaza yang diajukan Israel. Tapi dengan syarat. Perang Israel di Gaza harus berhenti permanen. 

"Hamas hari ini telah menerima tanggapan resmi dari penjajah Zionis atas proposal yang diajukan kepada mediator Mesir dan Qatar pada 13 April lalu," kata wakil kepala Gaza, Khalil al-Hayya, dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan oleh kelompok tersebut, dikutip Aljazeera.

Setelah lebih dari enam bulan perang brutal Israel di Jalur Gaza, negosiasi untuk mencapai gencatan senjata masih menemui jalan buntu. Hamas tetap berpegang teguh pada tuntutannya bahwa kesepakatan apapun dengan Israel harus mengakhiri perang Israel di daerah tersebut.

BACA JUGA:Ajib, Ternyata Gara-Gara HP Huawei Hamas Bisa Serang Israel Secara Mendadak

Salah satu delegasi Mesir baru-baru ini mengunjungi Israel untuk berdiskusi dengan para pejabat Israel pada Jumat 27 April 2024 lalu. Perbincangan itu berupaya mencari cara memulai kembali pembicaraan mengakhiri konflik, dan mengembalikan tawanan yang masih ditahan di Gaza setelah serangan 7 Oktober di Israel selatan. Seorang pejabat yang diberi penjelasan tentang pertemuan tersebut mengatakan kepada kantor berita Perancis AFP.

Pejabat yang tidak ingin disebut namanya itu juga mengatakan bahwa Israel tidak memiliki proposal baru untuk diajukan. Meskipun mereka bersedia mempertimbangkan gencatan senjata terbatas, dimana 33 tawanan akan dibebaskan oleh Hamas, alih-alih 40 tawanan yang sebelumnya sedang dibahas. 

Pada hari Kamis 26 April 2024, Amerika Serikat dan 17 negara lainnya mengimbau Hamas untuk membebaskan semua tawanannya sebagai jalan untuk mengakhiri perang.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan pada Jumat lalu, Hamas mengatakan dengan tegas. 

BACA JUGA:Tak Peduli Idul Fitri, Israel Tetap Gempur Gaza dari Udara

"Kami terbuka terhadap ide atau proposal yang mempertimbangkan kebutuhan dan hak-hak rakyat kami," kata Hamas dalam pernyataan tersebut.

Namun, kelompok ini tetap pada tuntutan utamanya. Agar Israel mengakhiri perangnya di Gaza dan mengkritik pernyataan bersama yang dikeluarkan oleh Amerika Serikat dan negara-negara lain, yang tidak menyerukan gencatan senjata permanen. Kemudian penarikan pasukan Israel dari daerah kantong Palestina yang dikoyak perang tersebut.

Menanti jalannya perdamaian

Penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, mengatakan ia melihat adanya momentum baru dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang dan mengembalikan para tawanan.

Mengutip dua pejabat Israel, Axios melaporkan bahwa Israel mengatakan kepada para mediator Mesir bahwa mereka siap untuk memberikan negosiasi mengenai pembebasan tawanan, sebelum melanjutkan invasi darat ke Rafah. Rafah sendiri merupakan tempat perlindungan terakhir bagi sekitar satu juta orang Palestina, yang melarikan diri dari serangan pasukan Israel lebih jauh ke utara Gaza pada awal perang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: