BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Jelang Musim Pancaroba!

BMKG: Waspada Cuaca Ekstrem Jelang Musim Pancaroba!

Ilustrasi cuaca ekstrem-(Disway Kaltim/ AI)-

BALIKPAPAN, NOMORSATUKALTIM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (MBKG) mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrem selama periode pancaroba.

Pancaroba atau peralihan musim di sebagian besar kawasan Indonesia diprakirakan berlangsung pada bulan Maret - April 2024.

"Selama periode pancaroba, masyarakat perlu meningkatkan kewaspadaan dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, angin puting beliung, dan fenomena hujan es," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dikutip dari laman BMKG, Senin (26/2/2024).

BACA JUGA: Dua Kebakaran Beruntun Dalam Satu Hari, 36 Bangunan Hangus, 38 KK Merana

Dwikorita menjelaskan, berdasarkan analisa dinamika atmosfer yang dilakukan BMKG, disimpulkan bahwa puncak musim hujan telah terlewati di berbagai wilayah Indonesia, khususnya bagian Selatan Tanah Air. 

Hal ini, kata dia, menjadi indikator bahwa wilayah tersebut akan mulai memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April.

Dwikorita mengatakan, salah satu ciri masa peralihan musim adalah pola hujan yang biasa terjadi pada sore hingga menjelang malam hari dengan didahului oleh adanya udara hangat dan terik pada pagi hingga siang hari. 

Fenomena ini terjadi karena radiasi matahari yang diterima pada pagi hingga siang hari cukup besar dan memicu proses konveksi (pengangkatan massa udara) dari permukaan bumi ke atmosfer sehingga memicu terbentuknya awan.

BACA JUGA: Bukan Mitos! Bermain HP di Kamar saat Hujan Bisa Tersambar Petir, Contohnya Ibu Muda di Pasuruan Ini

Karakteristik hujan pada periode ini, lanjut Dwikorita, cenderung tidak merata dengan intensitas sedang hingga lebat dalam durasi singkat. 

Apabila kondisi atmosfer menjadi labil/tidak stabil maka potensi pembentukan awan konvektif seperti awan Cumulonimbus (CB) akan meningkatkan.

"Awan CB inilah yang erat kaitannya dengan potensi kilat/petir, angin kencang, puting beliung, bahkan hujan es. Bentuknya seperti bunga kol, warnanya ke abu-abuan dengan tepian yang jelas," paparnya.

Curah hujan yang lebat menjadi salah satu pemicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang dan tanah longsor. 

"Karenanya, kepada masyarakat yang tinggal di daerah perbukitan yang rawan longsor, kami juga mengimbau untuk waspada dan berhati-hati," tambah dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: