Kedelai Kian Langka, Banyak Pengrajin Tahu-Tempe Setop Produksi

Kedelai Kian Langka, Banyak Pengrajin Tahu-Tempe Setop Produksi

Ilustrasi - Perajin menyiapkan kedelai impor sebagai bahan baku pembuatan tahu.-(Antara)-

JAKARTA, NOMORSATUKALTIM - Pasokan kedelai yang makin langka dalam sepekan terakhir, membuat puluhan ribu pengrajin tahu-tempe terancam gulung tikar.

Pengrajin terpaksa setop produksi tahu-tempe imbas stok kedelai sebagai bahan baku yang makin langka di Tanah Air.

Hal ini diungkapkan Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo), Aip Syarifuddin.

Aip menyebut, kelangkaan bahan baku kedelai sudah berlangsung sekitar dua bulan terakhir.

"Mulai langka akhir November, Desember makin hilang. Bahkan tidak ada di provinsi, beberapa kabupaten, sehingga dari 150 ribu lebih pengrajin, kira-kira 20-30 persen bisa 50.000 pengrajin grounded (berhenti produksi) akibat stok kedelainya tidak ada," katanya kepada wartawan, Rabu (3/1/2024).

"Akibatnya setengah juta orang terancam menganggur," imbuh Aip.

Aip membeberkan, berdasarkan pengalaman di beberapa tahun sebelumnya, dimana harga kedelai melambung tinggi saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru). Namun, masalah di tahun ini terasa berbeda, yakni terhambatnya stok kedelai.

Menurut Aip, selama rezim Presiden Joko Widodo, baru kali ini stok bahan baku kedelai terasa sangat langka.

"Dari dulu beberapa tahun setiap akhir tahun selalu demo mogok karena harga naik, bicara kelangkaan kedelai 10 tahun lebih, baru kali ini langka. Tahun lalu kedelai nggak langka, tapi naiknya gila-gilaan. Sekarang naiknya gak gila-gilaan tapi gak ada, langka. Ini pertama kali barangnya langka," ujarnya.

Aip menuturkan, sekalipun stok kedelai ada, para pengrajin hanya mampu membeli bahan baku kedelai sekitar Rp 13 ribu/kg.

Harga itu cenderung lebih tinggi dari waktu normalnya di kisaran Rp 9-10 ribu per kg, namun harganya tidak setinggi Nataru 2022/2023 serta Agustus 2023 lalu yang sempat mencapai puncaknya di kisaran Rp 15 ribu per Kg.

Kelangkaan bahan baku kedelai bahkan terjadi di banyak provinsi besar di Tanah Air.

"Jangankan di Jawa, DKI aja susah dia dapat, Banten, Yogya, Jateng, Jabar banyak teriak-teriak. Belum Kalimantan, Makassar, Aceh dan lain-lain," ungkapnya.

Sementara di sisi importir, mengklaim jika kenaikan harga kedelai terjadi pada bulan November dan Desember.

Padahal sebanyak 60.000 ton kedelai sudah datang dengan menggunakan kapal curah. Sementara 75.000 ton lainnya datang menggunakan kontainer.

Kedelai impor ini pun langsung didistribusikan ke seluruh Indonesia.

"Kedatangan pasokan kedelai ke Indonesia dengan menggunakan kapal curah, adalah 72 kmt pada tanggal 30 Desember 2023, dilanjutkan 110 kmt selama bulan Januari 2024," kata Sekretaris Jenderal Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo), Hidayatullah Suralaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: