Suwanto: Balikpapan Perlu Perkuat Ketahanan Pangan

Suwanto: Balikpapan Perlu Perkuat Ketahanan Pangan

Nomorsatukaltim.com – Ketua Komisi II Parlemen Balikpapan, Suwanto, mengingatkan agar kota ini terus memperkuat ketahanan pangan. Meski areal pertanian Balikpapan relatif terbatas dibanding daerah lain, namun ketahanan dan kedaulatan pangan menjadi hal yang perlu diprioritaskan. Hal itu disampaikan Suwanto, saat dijumpai pada Jumat (14/7/2023). Ia bilang, selama ini suplai kebutuhan pangan warga Balikpapan masih mengandalkan asupan dari luar daerah, terutama Jawa dan Sulawesi. Namun, menyusul ancaman krisis pangan global dan ancaman El Nino, sudah waktunya seluruh elemen masyarakat Balikpapan patut mempersiapkan diri untuk memperkuat ketahanan pangan mandiri. Ia mencontohkan, ketahanan pangan itu bisa diperoleh dari urban farming atau pertanian kota. “Tiap rumah bisa menanam pangan pendamping beras, dari singkong, umbi-umbian dan buah-buahan,” jelasnya. Hal itu bisa dilakukan dengan menggencarkan tanaman hidroponik, yang bisa bisa digarap mandiri. Ia sendiri telah melakukan hal itu sejak tahun 2019. Ia bertekad menyebarkan ketahanan pangan mandiri ini ke lingkungannya. “Alhamdulillah di tempat saya, sudah 4 RT mempraktikan urban farming,” jelasnya. Bahkan, sudah beberapa kali panen. Meski belum signifikan mendongkrak ekonomi, tapi setidaknya warga sudah bisa merasakan hasil tanaman pangannya sendiri. “Kalau panen kita biasa barter. Misalnya sawi dengan selada, buah dengan sayur, ya tergantung kesepakatan antar warga saja,” ujar Suwanto. Ia berujar, sebelum menjadi anggota Parlemen Balikpapan sampai saat ini, yang memegang jabatan Komisi II Parlemen, ia tidak meninggalkan kegiatan urban farmingnya. “Tekad saya mau memperluas kegiatan ini supaya masyarakat bisa mandiri pangan,” harapnya. Pertanian dalam kota, yang dikenal urban farming memang mulai digencarkan di Balikpapan. Salah satunya, seperti di Kecamatan Balikpapan Tengah. Urban farming di sana bahkan menerapkan teknologi hidroponik vertikal sebagai langkah kolaborasi kemajuan zaman yang semakin berkembang. Hidroponik vertikal digunakan pada sistem bertanam yang menggunakan material pengganti tanah, seperti spons atau kapas sebagai media. Dengan teknologi ini, dapat mengoptimalkan pertumbuhan tanaman,  mengurangi penggunaan air, ruang, dan pestisida. Sekertaris Kecamatan Balikpapan Tengah, Umar Adi, sebelumnya pernah menerangkan salah satu pemicu pengembangan teknologi di wilayahnya, melihat tipologi masyarakat perkotaan dengan kemauan yang instan. “Tipologi masyarakat perkotaan kan maunya instan dengan berbelanja. Namun bukan suatu yang mustahil melatih warga dari lingkup mikro, melalui pekarangan rumah, kita manfaatkan pertanian dalam kota menggunakan teknologi hidroponik vertikal,” paparnya, Senin (6/2/2023) silam. Sampai saat ini Balikpapan juga melakukan penghijauan sebagai dorongan kedaulatan pangan yang mengacu Peraturan Gubernur nomor 27 Tahun 2021. Peraturan Gubernur itu perihal pelaksanaan program prioritas tanggung jawab sosial dan lingkungan serta program kemitraan bina lingkungan di Provinsi Kalimantan Timur. Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan (DP3) Balikpapan, Sri Wahyuningsih mengatakan target program penghijauan yang menjadi prioritas gubernur. Yaitu menumbuh kembangkan cadangan pangan yang berkelanjutan selain mengurangi emisi carbon. Dari program penghijauan itu, juga tumbuh harapan Kaltim maupun Balikpapan khususnya yang akan menjadi gerbang utama Ibu Kota Negara. “Mudahan kita tidak lagi kebergantungan penuh terhadap buah-buahan impor dari luar daerah, tetapi dapat menghadirkan langsung. Jangan sampai menjadi penonton penyuplai pangan dari luar,” ujarnya. (*/ Adhi) Reporter: Adhi Suhardi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: