Panen Raya Tiba, Balikpapan Masih Berharap Impor Bahan Pangan

Panen Raya Tiba, Balikpapan Masih Berharap Impor Bahan Pangan

Nomorsatukaltim.com - Panen raya telah tiba, namun Balikpapan sebagai kota yang identik dengan industri dan jasa belum dapat mewujudkan produk unggulan lokal. Sampai saat ini masih berharap impor bahan pangan dari luar daerah. Di beberapa kepulauan Indonesia telah dilaksanakan panen raya seperti di Sumatera, Jawa dan Kalimantan. Seperti Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Sulawesi Selatan. Manager Supply Chain dan Pelayanan Publik (SCPP) Badan Urusan Logistik (Bulog) Balikpapan, Andi Muhammad Fahei, menyampaikan kondisi bahan pangan Balikpapan masih sulit jika ingin memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat dengan produksi lokal. “Hal tersebut terjadi karena secara geografis minimnya lahan yang terfokus pada daerah perkembangan dan pertumbuhan pangan,” jelasnya, Selasa (7/3/2023). Selain minimnya lahan, pria yang kerap disapa Andi ini menjelaskan salah satu komoditas pangan yang dianggap bergantung terhadap daerah luar Balikpapan yaitu beras. "Mau dari mana Balikpapan berasnya, jika tidak mengandalkan impor. Kondisi kita kekurangan lahan. Kota masih bergantung kepulauan Sulawesi dan Jawa," paparnya. Selain itu terkait ketersediaan bahan pangan di pasar tradisional, Kepala Dinas Perdagangan Balikpapan, Haemusri Umar, menjelaskan bahwa saat ini pemenuhan terhadap konsumsi pangan masyarakat masih dinilai aman, walaupun berasal dari luar daerah atau impor. "Stok pangan kita di pasar tradisional masih aman, walaupun kita kondisinya masih disupport dan mengandalkan bahan pangan impor dari luar," ujarnya. Kebutuhan impor pangan dari luar daerah, tidak hanya dilakukan Balikpapan, tapi juga Kaltim. Badan Pusat Statistik Kaltim mengungkap produksi padi pada 2022 sebesar 232,14 ribu ton gabah kering giling (GKG), atau mengalami penurunan cukup tinggi hingga 5,12 persen atau turun 12,53 ribu ton GKG dibanding tahun lalu. Produksi padi di Kaltim tahun 2021 tercatat sebanyak 244,68 ribu ton GKG, sedangkan hingga akhir Desember tahun 2022 turun menjadi 232,14 ribu ton GKG. Penurunan produksi padi akibat luas panen yang menurun, yakni total luas panen padi pada 2022 sekitar 64.031,22 hektare, mengalami penurunan sekitar 2.238,24 ha atau turun 3,38 persen dibanding luas panen padi pada tahun 2021, yang tercatat 66.269,46 ha. (*) Reporter: Muhammad Taufik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: