Produksi Budidaya Lele Balikpapan Terdampak Cuaca Buruk
Nomorsatukaltim.com - Perubahan iklim yang tak menentu, dinilai cukup mengganggu para pelaku usaha budidaya ikan lele di Balikpapan. Terutama terkait perkembangan dan hasil produksi menjelang panen.
Pelaku usaha budidaya ikan lele Balikpapan, Rusli, mengaku usahanya terdampak cuaca buruk yang tidak menentu.
"Sekarang cuacanya buruk dengan kemarau dan hujan yang tak menentu. Ini berdampak pada usaha kita," ujarnya, Rabu (1/3/2023).
Ia berharap agar cuaca selalu cerah dan baik.
Hal itu jadi harapannya karena usahanya sangat terkait antara hasil produksi dengan iklim cuaca yang ada.
"Ikan lele ini Mas, sama dengan manusia perkembangannya tergantung iklim cuaca. Kalau cuaca buruk ya produksi dan perkembangannya juga buruk Mas," ucapnya.
Saat ini, ia sedang memikirkan strategi dan upay agar tidak terlalu bergantung pada ilkim cuaca. Seperti mengatur perputaran air dan siklus udara bagi ikan.
Apalagi dampak cuaca buruk itu sampai membuat ternak lelenya bertumbangan.
"Dampaknya itu kalau cuaca iklim banyak ikan yang mati, Mas. Kalau biasanya mungkin bisa dihitung hanya 2 atau 3 yang mati. Kalau iklim cuaca lagi amburadul, itu belasan bisa mati dalam sebulan. Belum lagi ukuran ikannya jadi kecil kan karena siklus udara nya," jelas Rusli.
Di sisi lain, Peneliti Oseanografi Fisik dan Perubahan Iklim dari Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, Dr. Salvienty Makarim mengatakan, pertumbuhan ikan di dalam ruangan maupun di alam liar memang sangat dipengaruhi perubahan faktor lingkungan.
Terutama lingkungan eksternal seperti salinitas dan temperatur udara. Sehingga saat terjadi ketidaksesuaian salinitas dan suhu udara karena kondisi cuaca yang tidak stabil, maka pada jenis-jenis ikan tertentu atau jenis ikan pelagis pasti akan mengalami perubahan.
Produk perikanan Indonesia terbilang besar. Dari data Badan Pusat Statistik, penyerapan produk perikanan di pasar domestik menunjukkan peningkatan dalam dua tahun terakhir. Tahun 2021 sebanyak 12,66 juta ton dan tahun 2022 tumbuh menjadi 13,11 juta ton.
Komoditas utama yang paling diincar masyarakat adalah tilapia, lele dan bandeng untuk perikanan budidaya. Selain itu tongkol-tuna-cakalang, kembung, dan teri untuk produk perikanan tangkap. (*)
Reporter: Muhammad Taufik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: