Beromset Puluhan Miliar, Sisik Ikan RI Tembus Pasar Jepang
Nomorsatukaltim.com - Geliat perikanan Indonesia menunjukan tren positif. Salah satunya produk sisik ikan yang mampu menembus pasar Jepang dan India. Per tahun, omsetnya bisa mencapai puluhan miliar.
Produk sisik ikan yang tembus pasar ekspor Jepang dan India, antara lain, dari hasil peoduksi di Boyolali, Jawa Tengah. Makanan ini menjadi produk bernilai tambah tinggi.
Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Ishartini, sebagaimana dilansir Warta Ekonomi menjelaskan, ikan menjadi sumber daya yang dapat dimanfaatkan seluruhnya alias zero waste.
"Tidak hanya dagingnya saja yang dapat dimanfaatkan, tetapi kulit, tulang, sirip, dan seluruh bagian ikan dapat diolah dan dimanfaatkan,“ papar Ishartini, seperti dikutip pada Senin (27/2/2023).
Ia memaparkan, dengan proses dan perlakuan tertentu sisik-sisik tersebut siap dimanfaatkan menjadi bahan baku pembuatan kolagen.
Adapun kolagen memiliki manfaat antara lain untuk mencegah penggumpalan darah, menyembuhkan luka lebih cepat.
Termasuk menjaga kesehatan sistem syaraf tubuh, dan lain sebagainya.
"Dengan kandungan protein yang tinggi dibutuhkan dalam jumlah yang besar bagi industri makanan, kosmetik, obat-obatan, dan lain sebagainya," tambah Ishartini.
Dengan adanya peluang tersebut, Ishartini mengajak pelaku industri perikanan budidaya maupun UMKM dalam negeri untuk bisa memenuhi kebutuhan sisik tersebut.
"Produk akhir yang diproduksi telah mampu menembus pasar ekspor dengan tujuan utama Jepang dan India dengan omset yang dihasilkan mencapai Rp25 – 50 miliar per tahun," jelasnya.
Ketua Komisi IV DPR, Sudin memberikan apresiasi adanya hilirisasi produk perikanan.
Menurutnya, sisik ikan yang sering dianggap sebagai limbah atau waste bisa dijadikan sesuatu yang bernilai tambah tinggi sekaligus bisa diekspor.
"Inikan suatu hal yang luar biasa, saya berbicara dengan Ibu Dirjen dari PDSPKP kalau sisik ikan dari Indonesia semua dikumpulkan masing-masing kabupaten ada pengepulnya kan menjadi cukup untuk memenuhi kebutuhan bahan baku," ujar Sudin.
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menyatakan bahwa program ekonomi biru mampu memacu pertumbuhan industri hilirisasi dalam sektor kelautan dan perikanan di Indonesia. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: