Mentan: Semua Daerah Harus Antisipasi Dampak El Nino

Mentan: Semua Daerah Harus Antisipasi Dampak El Nino

Nomorsatukaltim.com - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyampaikan, pemerintah telah menyiapkan langkah antisipasi untuk menghadapi dampak El Nino atau musim kemarau panjang terhadap sektor pertanian. Terjadinya El Nino mengancam terjadinya penurunan produksi tanaman khususnya tanaman pangan di tanah air. Mentan menegaskan, peringatan potensi kekeringan panjang dampak dari El Nino harus diantisipasi semua pihak, baik pemerintah pusat, daerah, maupun para petani. “Kita jadikan itu warning sehingga berbagai langkah harus dilakukan. Kita ndak tunggu El Ninonya dateng baru kita bereaksi,” tegas Mentan Syahrul, dikutip dari Rol, Jumat (17/2/2023). Salah satu yang disiapkan pemerintah, yakni ketersediaan pompa air dan memastikan kondisi bendungan. Tujuannya untuk mengairi lahan pertanian sehingga tidak mengalami kekeringan. “Misalnya, El Nino hadir maka pompa air harus diperkuat ya, cek dam harus dimantapkan. Dan itu bukan hanya kerjaan menteri, kerjaan mulai dari pak gubernur, bupati, sampai dengan pelaku petani kita di bawah mendorong itu,” tegasnya. “Lebih baik kita mengasumsi terjelek bahwa besok akan ada kekeringan dan bupati sudah mempersiapkan langkahnya. Bipori dan lain-lain harus mainkan, irigasi harus digali lebih kuat dan lain-lain,” jelasnya. Sebelumnya, BMKG menyatakan musim kemarau tahun ini akan lebih kering dibandingkan tiga tahun terakhir. Hal itu didorong kondisi La Nina selama tiga tahun terakhir sejak 2020 hingga 2022 yang berdampak pada melemahnya intensitas iklim basah. “Namun, saat ini secara umum kita sampaikan bahwa kondisi La Nina yang tiga tahun masih memengaruhi musim di Indonesia dalam waktu ke depan akan mulai mengarah ke kondisi normal atau netral,” kata Pelaksana Tugas Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Dodo Gunawan. Kondisi El Nino–Southern Oscillation (ENSO) netral diprediksi akan terus bertahan hingga pertengahan 2023. Dengan kondisi tersebut, kemungkinan akan ada beberapa daerah yang mendapatkan potensi curah hujan bulanan dengan kategori rendah (akumulasi kurang dari 100 mm per bulan). Menurutnya, BMKG terus bekerja sama dengan berbagai sektor yang terdampak kekeringan, dengan memberikan informasi update reguler mengenai perkembangan iklim maupun bersama-sama menetapkan langkah-langkah mitigasinya. Dodo mengimbau sektor terkait dan masyarakat agar selalu memantau perkembangan iklim dan cuaca terkini yang diberikan BMKG melalui kanal-kanal informasi resminya. (*/Rol)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: