Ratusan Ribu Nelayan Gantung Jala, Jumlah Nelayan Turun Tajam
Nomorsatukaltim.com – Ratusan ribu nelayan Indonesia terpaka menggantungkan jalanya. Hal ini mengakibatkan jumlah nelayan Indonesia turun tajam. Tahun 2010 jumlah nelayan tercatat sebanyak 2.16 juta orang. Namun di tahun 2019, jumlahnya hanya 1.83 juta orang. Artinya, ada penurunan tajam jumlah nelayan sebanyak 330.000 orang sepanjang tahun 2010–2019. Penurunan nelayan di Indonesia dalam satu dekade terakhir ini, sebagaimana dilaporkan dokumen Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir 2021, yang dilansir WALHI. Dalam catatan WALHI, penurunan jumlah nelayan di Indonesia didorong dua hal, yaitu krisis iklim dan ekspansi industri ekstraktif di wilayah pesisir, laut, dan pulau-pulau kecil. Mengacu Laporan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan, jumlah nelayan budidaya di Indonesia mencapai 2,23 juta orang pada 2020. Jumlah nelayan budidaya juga ikut turun 10,44% dari tahun sebelumnya yang sebanyak 2,49 juta orang. Melihat peta provinsinya, jumlah nelayan budidaya di Indonesia paling banyak di Jawa Barat, yakni sebanyak 379,98 ribu orang pada 2020. Sedangkan, jumlah nelayan budidaya paling sedikit ada di DKI Jakarta, yakni sebanyak 1,31 ribu orang. Dari jenisnya, jumlah nelayan budidaya tawar yang paling banyak, yakni mencapai 1,54 juta orang pada 2020, diikuti nelayan budidaya payau sebanyak 401,84 ribu orang, dan nelayan budidaya laut sebanyak 287,73 ribu orang. Secara tren, jumlah nelayan budidaya di Indonesia cenderung menurun sejak 2012. Saat itu jumlah nelayan budidaya tercatat sebanyak 4,53 juta orang. Penurunan sangat signifikan mencapai 15,33% yakni menjadi 3,83 juta orang terjadi pada 2013. Jumlah nelayan budidaya terus menurun sampai 2020. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan juga mencatat, jumlah nelayan Indonesia menunjukkan tren yang semakin menurun sejak 2017. Saat itu, jumlah nelayan Indonesia sempat mengalami kenaikan 1% dari 2,64 juta menjadi 2,67 juta. Jumlah nelayan di Indonesia menurun 1,1% menjadi 2,64 juta pada 2018. Angkanya kembali menurun 9,5% menjadi 2,39 juta pada 2019. Penurunan nelayan itu mencakup nelayan laut, nelayan perairan umum darat, dan pembudidaya. Nelayan Indonesia paling banyak ada di Maluku, yakni 237,3 ribu orang. Kemudian disusul di Jawa Tengah dan Jawa Timur masing-masing sebanyak 223,6 ribu orang dan 187,1 ribu orang. Sebanyak 123,4 ribu nelayan berada di Sumatera Utara pada 2019. Lalu ada 108,8 ribu nelayan yang berada di Sulawesi Selatan pada periode yang sama. Kalimantan Selatan tercatat memiliki 100,2 ribu nelayan pada 2019. Setelahnya ada Kalimantan Timur dan Sulawesi Tenggara dengan jumlah nelayan masing-masing sebanyak 99 ribu orang dan 85,2 ribu orang. Nelayan paling sedikit ada di Jakarta, yakni 3,5 ribu orang. Bagaimana di Balikpapan? Pokja Pesisir, lembaga yang bekerja untuk isu pelestarian dan penegakan hukum lingkungan di pesisir laut Balikpapan, menyebut, penurunan nelayan juga terjadi di Balikpapan. “Jauh turunnya, ada ratusan nelayan yang kini telah menggantungkan jalanya,” papar Direktur Eksekutif Pokja Pesisir, Mappaselle, pada media ini, MInggu (29/1/2023). Namun, ia tidak merinci detil angka penurunan nelayan. Ia yang juga pernah menjadi nelayan sejak era 90 an, membandingkan jauhnya jumlah nelayan dulu dan kini. Tak hanya nelayan, jumlah tangkapan ikan juga jauh merosot. “Dulu kami masih mudah mencari ikan di laut dekat kawasan Klandasan. Berangkat jam 5 Subuh pulang jam 9 pagi sudah dapat banyak. Sekarang, jangankan di Klandasan, di Manggar saja susah. Wilayah tangkap nelayan sekarang makin sempit, banyak ekosistem laut yang rusak,” ungkapnya. (*/ KKP)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: