GA GMNI Ajak Kembangkan Pertanian Perkotaan
Nomorsatukaltim.com - Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Balikpapan, Muhammad Najib mengatakan kader PA GMNI siap menjaga ketahanan pangan. Salah satu caranya, mengembangkan pertanian perkotaan atau urban farming. Menurutnya di Balikpapan wujud pertanian perkotaan dengan memanfaatkan pekarangan, pot, hingga kultur hidroponik. Umumnya yang ditanam cabai, sawi, selada, dan beragam sayuran lainnya. Najib menjelaskan, pertanian atau bercocok tanam itu, bila terbatas akan cukup membantu menghemat biaya rumah tangga. “Bila cukup besar akan membantu biaya rumah tangga. Skala kecil atau terbatas, hasil dari pertanian bisa dimakan sendiri, tapi bila cukup besar, maka hasil panen bisa dijual sehingga menjadi tambahan pemasukan untuk rumah tangga,” ujarnya, dilansir Antara, Sabtu (14/1/2023). Ia pun meyakini, dengan pemindahan Ibu Kota Negara, nanti akan menciptakan dan memberi peluang pasar atas hasil-hasil pertanian seperti itu. Pihaknya juga siap berperan aktif agar perpindahan IKN ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, bisa berlangsung mulus. “Melalui kader-kader GMNI, selama ini sudah menyebarkan ide-ide keberagaman dan persatuan Indonesia, hal utama yang menjadi ide Ibukota Nusantara,” ujarnya. Dalam beberapa tahun terakhir, tren urban farming kian diminati masyarakat yang tinggal di kota-kota besar. Urban farming artinya bercocok tanam di lingkungan rumah perkotaan yang dianggap beriringan dengan keinginan masyarakat kota untuk menjalani gaya hidup sehat. Hasil panen urban farming lebih menyehatkan lantaran sepenuhnya menerapkan sistem penanaman organik, yang tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida sintesis. Urban farming juga memiliki dampak yang lebih besar bagi kelangsungan hidup warga perkotaan. Sejumlah penelitian menyebutkan urban farming dapat menjadi konsep pertanian ideal di masa depan. Seperti hasil penelitian Profesor dari Arizona State University, Matei Georgescu, yang mengungkap jika implementasi urban farming dilakukan secara penuh di setiap kota besar, maka produksi urban farming dapat menghasilkan 180 juta ton bahan makanan selama setahun. Angka itu serupa 10 persen dari total produksi makanan secara global. Urban farming juga berpotensi menghemat 15 miliar kilowatt per jam untuk pemakaian energi dunia selama setahun dan menghasilkan 170.000 ton nitrogen ke udara. Ini sama artinya dengan mencegah turunnya 57 juta meter kubik limpasan badai yang kerap mencemari sungai dan saluran air bersih. (rap/Ant)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: