Kuota BBM Masih Kurang
TANJUNG REDEB, DISWAY – Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium dan pertalite di Bumi Batiwakkal, cukup sulit didapatkan dalam beberapa hari terakhir, hal itu karena keterlambatan suplai dari Pertamina Jobber Berau ke SPBU. Meski demikian, kuota BBM juga dinilai kurang. Pemilik SPBU Bujangga, Husin Jupri, membenarkan, bahwa penyebab sulitnya BBM karena kapal angkut BBM mengalami keterlambatan satu pekan dari jadwal biasanya. “Besok Jumat (hari ini, Red.) baru bongkar di Pertamina Jobber Berau, kemudian pada Sabtu (16/11) BBM-nya semoga sudah tidak sulit lagi,” ungkapnya, Kamis (14/11). BBM jenis Premium maupun Pertalite, memang merupakan bahan bakar yang paling banyak digunakan masyarakat, khususnya di Kabupaten Berau. Sehingga, ketika terjadi kelangkaan ataupun stok kurang dan habis akan menjadi persoalan serius. Soal BBM yang langka, diakui Husin, memang sudah sering terjadi, dan bukan pertama kali di Berau. Namun, menurutnya bukan berarti pemerintah daerah yang harus disalahkan lantaran tidak mampu mencari solusi. “Karena memang jatah Premium dan Partalite tidak mencukupi,” terangnya. Ketika ditanya terkait keluhan masyarakat yang kerap mengantre panjang untuk mendapatkan BBM di SPBU, karena banyaknya pengetap, disebutkan Husin, pengetap tumbuh subur karena ada peluang pasar dari ketidakcukupan BBM yang disiapkan Pertamina untuk masyarakat. Menurutnya, pengetap bukan akar dari masalah kelangkaan BBM di Kabupaten Berau, khususnya Kota Tanjung Redeb. Yang jadi akar masalah adalah jumlah BBM yang tidak cukup dengan kebutuhan masyarakat. “Coba lihat di Kota Samarinda, Balikpapan, DKI Jakarta, dan beberapa daerah di Jawa. Di sana tidak ada pengetap, karena BBM nya selalu ada, dan cukup untuk kebutuhan mereka,” jelasnya. Untuk itu, Husin berharap, pemerintah dan masyarakat harus bersatu dan berjuang ke Pertamina Pusat untuk penambahan kuota BBM, khususnya Premium dan Pertalite. “Sehingga pengetap itu akan tersingkir dengan sendirinya dengan hukum pasar,” pungkasnya . Terpisah Kepala Bagian Ekonomi Sekretariat Kabupaten Berau Kamaruddin, juga membenarkan kelangkaan BBM yang terjadi dalam beberapa hari terakhir lantaran, pasokan yang terlambat dari Pertamina Balikpapan menuju Jobber Berau. “Saya sudah konfirmasi ke pihak Jobber infonya ini Karena keterlambatan saja, tetapi Jumat (15/11) kapal sudah sampai dan siap bongkar,” ujarnya. Diungkapkannya, sejak Kamis (14/11) pagi, Pertamina Jobber berau telah mendistribusikan BBM jenis premium ke empat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di kecamatan Teluk Bayur dan Tanjung Redeb. Bahkan guna mengatasi peroalan ini, Pertamina Jobber berau juga telah meminta tambahan kuota dari Pertamina Samarinda. “Selain memaksimalkan ketersediaan yang ada saat ini, ada tambahan kuota BBM jenis Pertalite dari Samarinda sebanyak 32 ribu liter yang dikirim melalui jalur darat sejak Kamis pagi dan diperkirakan Jumat siang sampai,” terang Kamaruddin. Namun, terkait kuota yang dikirim ke 4 SPBU Kamis, Pertamina enggan menyebut jumlahnya. “Tetapi Jumat atau Sabtu sudah kembali normal,” sambungnya. Lanjut Kamaruddin, pemerinta daerah telah mengambil langkah dengan melakukan koordinasi terkait pendistibusian BBM di Kabupaten Berau. Bahkan tim terpadu yang dibekukan bupati akan kembali melakukan rapat guna mencari solusi lain, setelah solusi pertama dianggap tidak efektif oleh bupati. “Informasi yang kami peroleh dari Pertamina, kuota yang disiapkan di Berau dengan jumlah peduduk yang ada saat ini sebetulnya telah melebihi kuota dari Pertamina, terutama BBM jenis solar,” tegasnya. Akan tetapi dengan masih sering terjadinya kelangkaan saat ada keterlambatan pasokan ini kita patut curigai kemana BBM itu larinya. Ini tugas pihak berwajib kami pemda tidak berhak melakukan penindakan,” tandasnya. Menyikapi hal tersebut, Bupati Berau, Muharram mengatakan keterlambatan seharusnya tidak terjadi. Mengingat para pengelola SPBU telah melakukan pemesanan BBM sebelum stok habis. “Saya rasa itu adalah kesalahan teknis di lapangan,”ujarnya. Pihaknya akan mencari solusi untuk mengatasi kejadian tersebut, dan akan terus memantau perkembangan kosongnya BBM. “Kita lihat saja dulu ini akan berlangsung berapa lama,”katanya.(*/zza/*/zuh/*/fst/app)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: