Banyak Kendaraan Parkir di Karang Anyar, Kamaruddin: Dishub Harus Berani Menindak

Banyak Kendaraan Parkir di Karang Anyar, Kamaruddin: Dishub Harus Berani Menindak

  Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Bagi masyarakat Balikpapan yang sering melintas di Kawasan Karang Anyar, tentu sering melihat deretan kendaraan-kendaraan besar yang parkir  di sepanjang jalan di kawasan tersebut. Selain membuat jalan menjadi sempit, keberadaan kendaraan-kendaraan yang parkir di kawasan tersebut dapat membahayakan pengguna kendaraan lain yang melintas. Kondisi tersebut mendapat perhatian dari anggota DPRD Kota Balikpapan H Kamaruddin. Menurutnya, keberadaan kendaraan yang parkir di kawasan tersebut memang mesti mendapat teguran dari Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan. Atau bisa juga langsung ditindak. Karena kalau dibiarkan terus, akan semakin banyak kendaraan yang parkir disitu. Kamaruddin pun meminta Pemkot Balikpapan melalui Dinas Perhubungan untuk melakukan tindakan dan membersihkan kawasan tersebut dari parkir kendaraan. Dengan surat. Atau tanda larangan parkir atau apapun. Yang sifatnya melarang kendaraan parkir. "Bagaimana pun kawasan tersebut adalah milik Kota Balikpapan. Bukan milik Pertamina. Sehingga bukan menjadi tanggung jawab Pemkot Balikpapan untuk menyediakan lahan parkir untuk kendaraan-kendaraan yang beroperasi di proyek Pertamina. Tapi Pertamina yang harus menyediakan," tegas Kamaruddin ketika ditemui media ini di ruangannya pada Senin (25/7/2022). Selain itu lanjut Kamaruddin, keberadaan keberadaan kendaraan-kendaraan besar yang parkir di kawasan itu, dapat merusak keindahan Kota Balikpapan. Juga mengganggu ketertiban. Kemacetan pun sering terjadi. Apalagi kalau jam turun dan pulang sekolah. Sangat mengganggu sekali dan membahayakan. "Jangan seneaknya menjadikan jalanan sebagai lahan parkir. Ada ketentuannya. Kalau tidak itu ilegal namanya. Pemkot dalam hal ini Dishub harus berani bertindak," tegasnya kembali. Karena itu, menurutnya Pertamina perlu sesegera mungkin mencari solusinya. Dengan menyediakan lahan parkir yang tidak mengganggu pengguna jalan. Misal di Jalan Minyak. Yang kebetulan memang ditutup. Dan menjadi lokasi proyek Pertamina sendiri. "Awalnya kita mikirnya mungkin hanya sesekali. Tapi berjalannya waktu, ternyata semakin banyak yang parkir. Rata-rata kendaraan besar semua. Baik pagi, siang, dan malam. Dan kondisi ini bukan hanya persoalan macet saja. Tapi juga persoalan keselamatan pengguna jalan. Juga persoalan keindahan kota," pungkasnya. (adv/ale)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: