Bukan Dihukum, Klinik Juanson Diminta Benahi Sistem, Besok Buka Layanan Lagi

Bukan Dihukum, Klinik Juanson Diminta Benahi Sistem, Besok Buka Layanan Lagi

BALIKPAPAN – Klinik kesehatan Juanson yang berlokasi di Jalan Asnawi Arbain, ditutup selama tiga hari. Hingga, Jumat, 25 Februari 2022, klinik yang beroperasi selama 24 jam itu masih belum beroperasi. Penutupan itu merupakan rekomendasi dari Satgas COVID-19 Balikpapan. Setelah Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan menerima banyaknya laporan terkait masalah pendataan usai menjalani pelayanan kesehatan,  khususnya pemeriksaan tes antigen dan swab Polymerase Chain Reaction (PCR) di sana. “Klinik Juanson sudah tutup sejak kemarin,” ujar Kepala Diskes Balikpapan Andi Sri Juliarty, ditemui di Gedung Kesenian, usai mendampingi Gubernur Kaltim Isran Noor bersama jajaran Kapolda Kaltim Irjen Pol Imam Sugianto, Jumat, 25 Februari 2022. Menurutnya tujuan penutupan Klinik Juanson bukan sebagai bentuk hukuman terhadap banyaknya laporan masyarakat terkait kondisi pelayanan di sana. Tetapi, agar memiliki waktu untuk melakukan audit internal seluruh kegiatannya, sehingga bisa memberikan pelayanan yang maksimal. “Karena di klinik tersebut kan 24 jam (operasional). Jika tidak ditutup, kapan waktu untuk memperbaiki sistem di dalam,” ujarnya kepada nomorsatukaltim.com, jaringan media Disway Kaltim. Ia menegaskan, Diskes sebenarnya memberi waktu kepada Klinik Juanson untuk membenahi masalahnya. Dokter Dio, sapaannya, menyebut berharap agar mereka menggunakan sistem digitalisasi untuk memaksimalkan proses pemeriksaan kesehatan. Yang dimulai dari tahapan pendaftaran, menginput data dan memberikan hasil pemeriksaan kesehatan. Sehingga tidak terjadi lagi kesalahan yang bisa merugikan banyak pihak. “Kan sudah banyak aplikasi yang bisa digunakan, dari pada menggunakan cara-cara manual,” katanya. Menurutnya, cara manual sudah tidak bisa lagi diandalkan dalam kondisi saat ini. Mengingat setiap harinya jumlah orang yang memeriksakan diri dengan tes antigen maupun dengan swab Polymerase Chain Reaction (PCR) di Balikpapan, bisa mencapai seribu orang. “Cara manual, menangani seribu orang, itu memungkinkan eror, memang. Jadi kami beri waktu 3 hari untuk membuat alur yang lebih baik, membuat SOP yang lebih baik,” terangnya. Selain itu, Dio juga mengingatkan agar penempatan petugas juga perlu mendapat perhatian serius, yakni dengan memperhitungkan kebutuhan personel untuk menangani sekitar seribu kasus atau seribu pemeriksaan kesehatan perhari, dengan jenis pelayanan 24 jam. Adapun pembenahan laporan-laporan terkait dokumen yang sempat salah input, serta bagaimana proses pertanggung jawabannya nanti, kata Dio, semestinya diselesaikan selama waktu 3 hari ini. “Ini lah (waktu 3 hari) untuk digunakan. Bukan hanya minta maaf, tetapi benar-benar selama 3 hari ini kita temukan masalahnya di mana, kita mediasi, supaya ke depan tidak terjadi lagi,” terangnya. Menurutnya, hal yang sama juga berlaku bagi klinik-klinik yang lain. Bila Diskes Balikpapan menerima laporan dari masyarakat, pihaknya juga akan turun tangan. “Pembinaan kami sama. Ini bagian dari pembinaan, kok. Kepada lab-lab yang ada di Kota Balikpapan,” imbuhnya. Sementara itu, manajemen Klinik Juanson tidak memberikan banyak keterangan. Namun demikian, Penanggung Jawab Klinik Juanson Drg Tzeto Mei Ling, menyebut proses audit internal yang sudah berjalan lancar selama tiga hari belakangan. “Berjalan lancar, Sabtu 26 Februari 2022, buka kembali seperti biasa,” tulisnya melalui pesan singkat. (ryn/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: