Kiprah NG Priyono: dari KNPI ke Perburuhan, Pergi Usai Berjuang
NG Priyono memakai peci, bersama anggota Dewan Pengupahan lainnya saat berada di Kantor Wali Kota Balikpapan. (ist) Balikpapan, DiswayKaltim.com - Selasa kelabu. Lini masa sosial media dipenuhi ungkapan belasungkawa. Keluarga dan kerabat berduka. NG Priyono, menutup mata. Selamanya. Sejumlah tokoh kepemudaan, masyarakat hingga tokoh pemerintahan merasa amat kehilangan. Atas berita duka mantan Ketua KNPI Balikpapan itu, Selasa (5/11/2019). Semasa hidup, Priyono sosok yang aktif. Ia bisa dibilang tak pernah ketinggalan bicara kepemudaan, kepartaian dan perburuhan. Priyono pernah jadi anggota DPRD Balikpapan. Di mata keluarga, Priyono adalah pemimpin yang tegas. Tapi penuh kepedulian dan perhatian. "Bapak itu tipe orang cuek. Tapi perhatian. Perhatian sama anak," kata Dimas Raka Arista, salah satu anak Priyono kepada Disway Kaltim, Rabu (6/11/2019). Dalam hal kepemudaan, Priyono bukan nama asing di KNPI Balikpapan. Ia pernah menjabat ketua DPD KNPI Balikpapan 2003-2006. Gedung Graha Pemuda KNPI Balikpapan, adalah bukti nyata hasil perjuangan. Ya, di zaman periode kepemimpinannya lah, gedung itu dibangun. Masa periode 2015-2018, Priyono menjabat ketua MPI KNPI Balikpapan. "Di masa 2018-2021 ini, beliau sebagai wakil ketua MPI. Atas kepergiannya, kami merasa sangat kehilangan. Kehilangan sosok senior," kata Andi Amiruddin Solong, ketua MPI KNPI Balikpapan 2018-2021 kepada Disway Kaltim. Di kepartaian alias perpolitikan, siapa tak kenal Priyono. Pernah jadi bagian AMPI Balikpapan, berjuang bersama Andi Burhanuddin Solong (ABS). Bahkan hingga menghembuskan nafas terakhir, ia masih berjuang bersama ABS di Partai Berkarya. "Beliau wakil ketua pengurus DPD (Partai Berkarya Kaltim). Saya ketuanya. Sejak dulu saya telah berjuang dengan dia (Priyono). Beliau orang dekat saya. Orang sangat dekat. Saya sangat sangat merasa kehilangan dengan kepergiannya," kata ABS, tokoh masyarakat, mantan ketua DPRD Balikpapan dua periode. Selain dunia kepemudaan dan perpolitikan, Priyono bergelut di bidang perburuhan dan ketenagakerjaan. Ia menjabat sebagai ketua Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Balikpapan. Priyono, salah satu tokoh penting di POAK (Persatuan Ormas Asli Kalimantan). POAK, organisasi alias wadah yang salah satunya memperjuangkan penyerapan tenaga kerja lokal dalam proyek pengembangan Kilang Minyak Pertamina RU V. Perjuangan terakhir dalam hal perburuhan dan ketenagakerjaan, adalah menjadi bagian dari Dewan Pengupahan untuk Balikpapan. Priyono dalam dewan yang membahas soal upah minimum kota (UMK) itu sebagai salah satu perwakilan kelompok buruh. Misi atau kepentingan perwakilan kelompok buruh di Dewan Pengupahan tentu berjuang untuk kenaikan UMK. Tujuannya, kesejahteraan rakyat. Sehari sebelum meninggal, Priyono bersama anggota Dewan Pengupahan dan Dinas Tenaga Kerja Balikpapan bertemu dengan Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi. Untuk menyampaikan hasil pembahasan dewan itu terhadap UMK. "Beliau sangat bersemangat. Memiliki kontribusi bagi Dewan Pengupahan untuk merumuskan besaran UMK. Kami sudah ketemu Pak Wali, dan besaran UMK sudah ditandatangani dan dikirim ke gubernur. Kami sangat kehilangan atas kepergian Pak Priyono," kata Kepala Disnaker Balikpapan Tirta Dewi. UMK Balikpapan direkomendasikan naik 8,51 persen dari besaran UMK 2019. Kenaikan itu kini tinggal menunggu persetujuan Gubernur Kaltim Isran Noor. Perjuangan di Dewan Pengupahan membahas UMK, adalah dedikasi terakhir Priyono semasa hidup. Ya, NG Priyono, pergi usai berjuang. NG Priyono yang lahir di Ambarawa, Jawa Tengah itu meninggal di Rumah Sakit Restu Ibu Balikpapan, Jalan Ahmad Yani, sekira pukul 11.45 Wita, Selasa (5/11/2019). Priyono wafat di usia 59 tahun. Meninggalkan istri bernama Eka Dwi Susanti dan lima orang anak. Masing-masing bernama Fenny Andriani, Asih Winarni, Dimas Raka Arista, Ayuningrum Ariani, Wahyu Purbo Waseso. Priyono dimakamkan di TPU Kariangau, Jalan Projakal, Balikpapan Utara. (sah/rap)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: