Mau Dipindah, TPA Sambutan Disiapkan Secara Matang
SAMARINDA, nomorsatukaltim.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda terus bergerak cepat untuk memindahkan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bukit Pinang ke TPA Sambutan. Memang, jika berbicara kapasitas, TPA Bukit Pinang sudah membludak. Diperlukan sekali adanya pemindahan TPA. Menurut keterangan Kepala UPTD Pengelolaan Sampah Kelas A Arief Rahman, jumlah sampah yang masuk ke TPA Bukit Pinang tiap harinya bisa mencapai 450 ton. Dengan kapasitas lahan yang sudah penuh, tim pengelola sampah di TPA Bukit Pinang hanya menata sebisa mungkin menggunakan alat berat. “Untuk TPA Bukit Pinang sudah overload. Kita tidak bisa menghitung lagi berapa volume sampah yang ada di sana,” keluhnya kepada nomorsatukaltim.com – Disway News Network (DNN). Baca juga: TPA Bukit Pinang Overkapasitas, DLH Pindahkan Sementara ke TPA Sambutan Alternatif yang memang telah dilakukan oleh Pemkot Samarinda adalah pembuatan TPA baru di Sambutan. TPA Sambutan memiliki luas 30 hektar. Saat ini, masih zona 1 saja yang beroperasi dengan luas 5 hektar. Di zona 1 yang terbuka ini, tiap harinya menerima sampah seberat 20 ton. Arief memperkirakan, apabila seluruh pembuangan sampah dipindahkan ke TPA Sambutan, akan mampu bertahan sekitar 3 tahun. Dengan urgensi ini, Pemkot Samarinda melakukan rapat koordinasi untuk pemindahan TPA Sambutan di Balaikota Samarinda pada Selasa, 26 Januari 2022. Rapat dipimpin oleh Wali Kota Samarinda Andi Harun, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Samarinda Nurrahmani, dan kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kota Samarinda Hero Mardanus. Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menerangkan ada beberapa fasilitas yang masih harus disiapkan di TPA Sambutan. Seperti, akses jalan yang masih rusak, masalah lahan, dan kurangnya lampu penerangan jalan yang membuat terganggu truk pengangkut sampah. "TPA Sambutan sudah ada, cuma transportasi dan penerangan jalan masuk truk atau unit transportasi sampah agak terganggu. Jalan akses masuk butuh sedikit perbaikan dan sedikit masalah lahan. Mungkin dalam minggu ini, akan segera diatasi," terangnya. Perbaikan jalan ini akan dilakukan menggunakan laterit. Karena anggaran Pemkot Samarinda yang terbatas. Jika melakukan pengecoran, Pemkot Samarinda mau tak mau mengeluarkan dana hingga miliaran rupiah. "Kemungkinan untuk menghindari mubazir anggaran, maka Pemkot konsentrasi di penyelesaian soal tanah yang sedikit. Kemudian akses jalannya diperbaiki, sementara kami coba laterit. Target memutuskannya paling lambat awal Februari," kata Mantan Wakil Ketua DPRD Kaltim ini. Selain itu, Yama, panggilan akrab Kepala DLH, mengakui DLH masih dalam tahap menghitung biaya transportasi dan bensin untuk mengangkut sampah dari TPA Bukit Pinang ke TPA Sambutan. Karena jalur ke TPA Sambutan tidak bisa melalui Jembatan Achmad Amin atau Jembatan Mahkota 2 tidak bisa dilewati truk. "Jadi kami akan berhitung. Supaya ketika full itu tidak ada lagi pindah ke Bukit Pinang separuh, Sambutan separuh. Langsung full ke Sambutan," ujar Yama. Apabila sampah sepenuhnya berpindah, maka DLH akan membuka zona lainnya. Idealnya, dalam 1 TPA memiliki 4 zona. Jika 1 zona sudah terpenuhi, maka zona lainnya akan dibuka. Disinggung mengenai skenario selanjutnya, Yama mengatakan bahwa TPA Bukit Pinang akan beralih fungsi menjadi Ruang Terbuka Hijau (RTH). Setelah itu, Pemkot Samarinda akan mencari lahan untuk membuat TPA Abadi. Karena, pada dasarnya, TPA Sambutan adalah TPA transit. Guna mematangkan rencana ini, Pemkot Samarinda akan melakukan rapat koordinasi kembali. (DSH/ZUL)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: