Mitra Kukar Degradasi, Sayonara Liga 2

Mitra Kukar Degradasi, Sayonara Liga 2

Oleh: Muhammad Rafi'i

nomorsatukaltim.com- Mimpi buruk itu berubah menjadi kenyataan. Seperti itu mungkin yang dirasakan tim kebanggaan Urang Tenggarong, Mitra Kukar. Tim yang berdiri, dan merumput di Stadion Rondong Demang Tenggarong, sejak 2003 silam ini harus rela terjerembab ke kasta Liga 3. Kasta paling bawah di kompetisi Tanah Air.

Memang perjalanan Mitra Kukar di Liga 2 Indonesia musim ini tak menentu. Kadang menyajikan permainan yang sedikit dibawah ekspetasi. Kadang juga memberikan harapan lebih untuk warga Kukar. Hingga akhirnya menaruh untuk sekedar bertahan di Liga 2, dengan menunggu hasil pertandingan lainnya. Benar kata orang, lebih baik berharap kepada Yang Maha Kuasa, dibanding manusia. Toh, inilah yang dirasakan skuat Si Naga Mekes. Awal kompetisi musim ini, Mitra Kukar memang memulainya dengan kurang greget. Di tengah kembalinya trio pelatih yang sempat mengantarkan Mitra Kukar hingga ke babak 8 besar Liga 2 musim 2019 lalu. Yakni Rafael Berges Marin, Asep Suryadi dan Joice Sorongan. Rupanya tidak bisa sekadar memastikan Mitra Kukar bertahan di Liga 2 Indonesia musim ini. Bahkan harus ditinggalkan oleh Rafael Berges Marin pasca kekalahan di laga kedua Grup D. Ditambah persiapan yang kurang matang, jika dibandingkan dengan Persiba Balikpapan dan Sulut United yang memastikan diri sebagai perwakilan Grup D untuk berlaga di babak 8 besar. Persiapan panjang dan berbulan-bulan, hingga pantas menjadi perwakilan di babak 8 besar. Persiapan Mitra Kukar sangat minim. Sempat terhenti karena pandemi. Sempat latihan sendiri-sendiri. Hingga dikumpulkan sekitar 1 bulan jelang Liga 2 bergulir. Tentu sangat tidak maksimal sekali. Itupun sempat diutarakan oleh Asep Suryadi. Pada pertandingan pertama saja, Mitra Kukar hanya berhasil meraih satu poin saat melawan PSBS Biak. Banyak komentar pendukung setia tim berwarna kuning itu. Bermain kurang greget. Minim taktik dan minim penyelesaian. Jauh dari ekspektasi. Namun satu poin yang diraih, dianggap masih bisa diterima oleh publik pecinta Mitra Kukar. Laga kedua, membuat Mitra Kukar semakin terpuruk. Harus mengakui keunggulan Sulut United. Dengan skor tipis 1-0. Lagi-lagi, permainan Mitra Kukar semakin disorot. Dan diragukan dapat berbicara banyak di Liga 2 Indonesia musim ini. Dilanjutkan kekalahan 0-2 dari Persewar Waropen. Dan mengakhiri putaran pertama dengan kemenangan beruntun 2-0 melawan Kalteng Putra dan 3-1 dalam Derby Kaltim melawan Persiba Balikpapan. Hingga berhasil menduduki peringkat ketiga dalam klasemen sementara putaran pertama. Sebenarnya, jeda jelang putaran kedua. Mitra Kukar berpeluang menambal kekurangan di beberapa lini. Namun enggan dilakukan oleh tim manajemen. Hanya memanggil kembali Agus Susanto, yang baru saja pulang dari perhelatan PON XX Papua, untuk memperkuat tim PON Kaltim. Dan itupun tidak memberikan dampak yang signifikan. Malah hanya sekali dimainkan, dan setelahnya tidak pernah masuk dalam susunan starting eleven maupun tim cadangan. Terbukti, tren minor lagi-lagi didapat Si Naga Mekes. Langsung mengalami kekalahan 1-2 melawan PSBS Biak dan dua kali seri. Melawan Sulut United dan Persewar Waropen. Meski menang melawan Kalteng Putra, Mitra Kukar akhirnya harus tunduk dengan Persiba Balikpapan hingga menyebabkan Mitra Kukar mengucapkan sayonara kepada Liga 2 Indonesia musim ini. Dengan hasil inipun, otomatis tim Mitra Kukar akan dibubarkan. Entah jika Mitra Kukar dapat bertahan. Terlebih saat ini harus rela turun kasta ke Liga 3 Indonesia musim depan. Tentu menjadi kekecewaan tersendiri bagi manajemen, pemain dan supporter tentunya. "Secara pribadi memohon maaf kepada masyarakat Kukar. Tim mungkin akan dibubarkan terlebih dahulu," ujar Pelatih Mitra Kukar, Asep Suryadi, pasca pertandingan melawan Persiba Balikpapan kemarin. Siapa yang salah? Tentu tidak yang bisa disalahkan saat ini. Toh, ini permainan tim. Bukan perorangan. Juga pasti bukan kehendak pemain. Karena memang pemain sudah berjuang habis-habisan. Berdarah-darah. Meski hasil tidak sesuai keinginan. Namanya juga kompetisi. Tentu pasti ada kalah, juga ada yang menang. Namanya juga kompetisi, kalau tidak ada promosi ataupun degradasi. Bukan kompetisi namanya. (mrf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: