Siasat China Coba Kendalikan Harga Batu Bara 

Siasat China Coba Kendalikan Harga Batu Bara 

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Rekor harga batu bara global tak bertahan lama. Awal November ini harga emas hitam termal ambrol cukup dalam. Meski masih lebih tinggi dari harga sebelum meroket Oktober lalu. Sepanjang tahun ini harga emas hitam mencatat kenaikan signifikan. Yakni sekitar 171 persen lebih. Harga rekor sepanjang masa dibukukan pada 5 Oktober lalu. Belum pernah harganya menyentuh 269 dolar AS per ton. Meroketnya harga imbas banyak negara yang membutuhkan, sementara pasokan terhambat. Pandemi COVID-19 telah membuat banyak operasi pertambangan batu bara lumpuh. Butuh waktu untuk bisa kembali pulih seperti semula. Agar mampu mencapai titik produksi memenuhi kebutuhan. Salah satunya China. Yang sekitar 60 persen pembangkit listriknya menggunakan batu bara sebagai sumber energi primer. Krisis energi karena peralihan sumber energi juga memengaruhi. Inggris yang semula menonaktifkan PLTU fosilnya kembali harus menekan tombol start. Di sisi lain, permintaan datang dengan cepat karena roda ekonomi di sejumlah negara mulai bergerak. Kebutuhan komoditas sebagai bahan baku industri maupun bahan bakar melonjak di tengah pasokan yang masih minim. Hal ini yang menyebabkan melonjaknya kebutuhan dan harga di tahun ini. Harga yang melambung ini berdampak pada dua sisi. Bagi para produsen seperti Indonesia, kenaikan harga merupakan berkah. Namun tidak bagi negara konsumen seperti China. Negeri Tirai Bambu harus membeli dengan harga tinggi. Dampaknya tentu saja mengurangi keekonomisan industri di sana. Jika terpaksa harus terus membeli dengan harga mahal. Karena itulah, penurunan harga dua pekan belakangan ini juga imbas dari perjuangan China mendapatkan harga batu bara murah. Setidaknya memberi celah pada biaya produksi pembangkit dan berdampak pada industri. Langkah intervensi harga dilakukan. Melansir Bloomberg, pemerintah China melakukan intervensi terhadap perusahaan tambang di negara mereka. Perusahaan diperintahkan meningkatkan produksi. Sekaligus menurunkan harga emas hitam di dalam negeri. Intervensi ini dilakukan Presiden Xi Jinping untuk meredakan krisis energi yang telah melanda negara itu selama hampir dua bulan terakhir. Tercatat, kontrak batu bara termal paling aktif di Zhengzhou Commodity Exchange turun 7,5 persen Jumat pekan lalu menjadi 973 yuan atau $152 per ton, penutupan terendah sejak 10 September. Kemudian, kontrak berjangka juga telah merosot 47 persen sejak mencapai rekor pada 19 Oktober. Harga batu bara Yanzhou Coal Mining Co turun 1 persen dan China Coal Energy Co turun 2,5 persen di Hong Kong. Harga batu bara termal China saat ini sudah turun 52 persen sejak harga tertinggi pada 19 Oktober 2021. Begitu juga dengan harga batu bara dunia yang berada di level USD 145/ton. Jatuh 46 persen dari harga tertinggi USD 269,5/ton. *BEN/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: