Kadin Kaltim Petakan Tawaran Peluang Bisnis Uni Eropa

Kadin Kaltim Petakan Tawaran Peluang Bisnis Uni Eropa

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kaltim melihat prospek positif dari kedatangan Duta Besar Uni Eropa Vincent Piket ke Kalimantan Timur. Menurut Ketua Kadin Kaltim, Dayang Dona Faroek, ada banyak produk dari bebagai jenis usaha yang berpeluang ditawarkan ke Eropa. Terutama di sektor perikanan. Dayang Dona Faroek menggarisbawahi standar tinggi produk dalam perdagangan dengan negara-negara di Benua Biru. Yang menurutnya adalah momentum penting bagi para pelaku usaha di Benua Etam. Kesempatan untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produk dan usahanya. Dia menjelaskan, kedatangan Vincent Piket selama dua hari lalu, selain untuk memperkuat pemahaman terhadap rencana kerja sama ekonomi komprehensif antara Indonesia-UE, Dubes juga melihat prospek investasi dalam cakupan luas di provinsi yang ditetapkan sebagai calon ibu kota negara baru ini. "Kami dampingi ke titik nol yang akan dibangun istana negara di IKN baru. Beliau (Vincent Piket, red) melihat situasi di sana. Jadi memang masih belum fokus pada bisnis tertentu yang akan disasar untuk investasi," jelasnya kepada harian Disway Kaltim, Kamis (28/10/2021). Namun demikian, dia menambahkan, kedatangan perwakilan organisasi yang beranggotakan 27 negara Eropa itu memiliki arti penting bagi pengembangan IKN di Kaltim. Yakni, setidaknya mereka telah melihat secara langsung prospek apa saja yang potensial untuk dikerjasamakan. "Jadi prospek investasi yang dijajaki masih secara umum. Tapi ada satu yang lebih menjurus. Mereka akan fokus pada sektor-sektor pendukung seperti pendidikan dan teknologi untuk pengembangan IKN," ungkap putri mantan gubernur Awang Faroek Ishak. "Kalau investasi di sektor seperti kelapa sawit, batu bara, perikanan sepintas saja. Tidak terlalu mendetail. Karena dia akan kembali ke Jakarta. Menemui semua perwakilan anggota Uni Eropa dan memaparkan hasil kunjungan bisnis di Kaltim," tuturnya. Dona menyebut para pengusaha Kaltim juga akan menggelar pertemuan pasca kunjungan perwakilan Uni Eropa itu. Kadin dikatakan akan memfasilitasi dan menawarkan kepada para pengusaha terkait peluang baik ini. "Ini akan sangat prospek. Sebenarnya sih yang ditawarkan para pengusaha Kaltim lebih ke arah sektor perikanan. Tapi nanti akan kita dalami lagi secara spesifik dalam pertemuan." Pendalaman itu, tambahnya lagi, untuk mendetailkan mengenai jenis-jenis komoditas yang dibutuhkan negara-negara Eropa. Selain itu juga menyosialisasikan mengenai standar-standar kriteria dan klasifikasi produk yang dapat mereka terima. "Misalnya, kalau ditawarkan perikanan, kita juga harus paham dulu, kriteria dan klasifikasi produk yang UE butuhkan," jelasnya. Saat ini, kata Dayang, potensi sektor perikanan Kaltim yang cukup prospek ialah komoditas udang. Yang sudah resmi berekspor ke Eropa. Ke depan, Kadin berencana mengolaborasikan semua lini untuk meningkatkan nilai ekspor tersebut. "Tapi lebih penting sekarang kita ingin tahu dulu kebutuhan mereka. Dan mereka juga telah mengetahui dan melihat langsung potensi kita. Dengan begitu, peluang kerja sama semakin memungkinkan untuk direalisasikan," papar Dona. Di satu sisi, Kadin menilai, standar tinggi untuk mengekspor produk ke Eropa menjadi tantangan tersendiri bagi para pengusaha di Kaltim. Yakni untuk meningkatkan kapasitas dan kualitasnya. Hal itu diyakini, akan semakin menambah daya saing para pengusaha Kaltim. "Jadi ini sebuah tantangan untuk kita. Artinya kita terus berupaya untuk bisa memberikan hasil produksi sesuai standar ekspor. Kita memang harus bersaing, Jangan mau kalah. Apalagi kita akan menjadi ibu kota negara. Artinya kita harus memberikan contoh yang baik. Dan kita harus bisa belajar," ulasnya. "Eropa memang standarnya tinggi. Tapi apapun produk yang dihasilkan Kaltim harus punya standar kualitas tinggi juga," tandas Dayang Dona Faroek. Dia juga berkeyakinan, saat ini semua mata akan mengarah kepada Kaltim setelah ditunjuk sebagai calon IKN. "Artinya dari segi produk apapun yang dihasilkan Kaltim pasti banyak yang mengincar. Bukan hanya untuk ekspor. Tapi juga menjadi primadona untunk kebutuhan dalam negeri. Positive thinking saja kalau menurut saya," pungkasnya. DAS/ENY

Potensi Perikanan dengan Direct Call

Bicara potensi sektor perikanan, tahun ini Kaltim melakukan gebrakan dengan melakukan ekspor langsung ke negara tujuan melalui pesawat. Potensi ini juga menarik dikembangkan seusai kunjungan Dubes Uni Eropa Vincent Piket ke Kaltim. Mengutip nomorsatukaltim.com- media jaringan Disway Kaltim, Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) akan terus mendongkrak akses transportasi udara. Untuk mendorong ekspor produk perikanan. Mengingat produk perikanan di Kaltim memiliki potensi yang besar untuk diekspor. Kepala Pusat Karantina Ikan BKIPM Riza Priyatna mengatakan, potensi kargo pengiriman produk perikanan dari Kalimantan Timur cukup besar. Dari Balikpapan sendiri melalui Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan per hari bisa mencapai 12 ton. “Artinya Kaltim ini punya potensi yang besar untuk ekspor melalui transportasi udara. Kalau transportasi laut sudah rutin dan sudah continue,” kata Riza Priyatna saat melakukan kunjungan kerja ke Karantina Balikpapan, Mei lalu. Menurutnya, ekspor langsung melalui transportasi udara memiliki kecepatan waktu. Sehingga menjaga mutu kualitas produk. Berdasarkan datanya, sekitar 60 persen produk perikanan sudah melewati bandara. Kaltim memiliki banyak produk perikanan. Seperti berbagai jenis ikan, udang dan kepiting. Bahkan China disebut juga menerima ekspor ikan hias, tidak hanya ikan untuk konsumsi. Namun, minimnya penerbangan langsung menjadi salah satu kendala ekspor perikanan saat ini. Meski ekspor melalui jalur laut tetap berjalan. Bea Cukai Balikpapan juga gencar menggali potensi ekspor produk perikanan Kaltim. Dengan melakukan pemetaan potensi hasil laut apa saja yang bisa didorong untuk diekspor. Pemetaan ini fokus pada sektor perikanan. Yang nantinya dapat meningkatkan ekspor. Kepala Seksi Penyuluhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Balikpapan, Wijaya Arif mengatakan, bahwa pihaknya bersama instansi terkait ikut berperan aktif mendorong program pemulihan ekonomi. Salah satunya melalui peningkatan produk ekspor. “Semua instansi yang terkait termasuk KPPBC TMP B Balikpapan telah melakukan berbagai langkah. Makanya kemarin sempat ada ekspor langsung dengan komoditas kepiting ke Shanghai,” terang Wijaya Arif dalam Media Gathering mengutip nomorsatukaltim.com. Pada tahun ini, kata dia, sudah ada pengangkutan Freighter Direct Call langsung ke negara tujuan. Di mana ekspor langsung ke China dengan menjadikan Balikpapan sebagai lokasi pengumpulan barang ekspor produk laut. “Ada direct flight langsung dari Balikpapan ke Singapura yang sebelumnya belum ada. Sebelumnya harus ke Jakarta atau ke Surabaya, Semarang jadi otomatis biayanya lebih besar,” katanya. Dengan adanya ekspor langsung maka pencatatan produk yang diekspor akan langsung asal Balikpapan. Sehingga menjadi nilai lebih bagi Kota Balikpapan dan Kalimantan Timur yang juga berkontribusi dalam ekspor di bidang laut. Sesuai dengan penyusunan instruksi kerja baru tahun anggaran 2021. Sejalan dengan fungsi Bea Cukai sebagai trade facilitator. Arif mengatakan telah disusun instruksi kerja baru sebagai bentuk fasilitas pendukung ekspor ikan di bidang fiskal. “Dengan sudah berhasilnya melakukan ekspor produk laut langsung dari Balikpapan ke China maka akan lebih dimaksimalkan. Karena produk perikanan yang diekspor sehari bisa mencapai 8 ton,” sebutnya. Arif menyebut upaya yang telah dilakukan mampu mendorong kegiatan ekspor produk hasil laut melalui sarana pengangkut udara. Dengan hasil 3 komoditas ekspor di tahun 2021. Adalah kepiting hidup (live crabs),ikan kerapu segar (fresh grouper fish), dan dan ikan bawal segar (fresh pomfret fish). “Negara tujuan ekspor produk ikan yaitu China, Singapura dan Malaysia. Melihat grafiknya juga terus bergerak naik,” sebutnya. Kendati telah berhasil melakukan ekspor langsung ke negara tujuan. Menurutnya, masih ada beberapa tantangan yang harus dihadapi. Yaitu belum semua pelaku usaha atau eksportir mengetahui bahwa adanya fasilitas ekspor langsung dari Balikpapan. Selain itu, pesawat yang digunakan untuk melakukan ekspor belum berstatus carter. Alias masih menggunakan pesawat penumpang. Karena masih belum memenuhi kuota minimal volume ekspor. “Sebenarnya volume itu bisa terpenuhi, tetapi masih banyak pelaku usaha yang belum tahu. Kalau carter langsung harus lebih dari 20 ton. Padahal setiap hari bisa ekspor lebih dari 2-5 ton,” ujarnya. Klasterisasi Komoditas Potensi-potensi itu mengantarkan Kalimantan Timur menjadi salah satu penyumbang ekspor nonmigas nasional sepanjang Januari hingga Mei 2021. Seperti terungkap dalam laporan Kementerian Perdagangan. Disebutkan, ada empat provinsi penyumbang ekspor nonmigas terbesar di Indonesia. Yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Riau. Benua Etam berada di posisi ketiga dengan kontribusi ekspor nonmigas nasional Januari-Mei 2021 sebesar USD 7,1 miliar. Kepala Disperindagkop dan UKM Kaltim Yadi Robyan Noor mengatakan, data itu menunjukkan peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Kaltim berada di posisi ketiga dengan kontribusi ekspor nonmigas sebesar USD 5,2 miliar. Ada peningkatan jumlah ekspor kurang lebih USD 2 miliar atau meningkat sekitar 36 persen. Produk nonmigas yang memberikan kontribusi besar terhadap ekspor nasional itu meliputi batu bara, CPO dan turunannya, pupuk dan bahan kimia anorganik, kayu dan olahannya, ikan dan udang, bahan kimia organik dan aneka produk kimia lainnya. Roby menjelaskan, Disperindagkop akan terus melakukan optimalisasi ekspor nonmigas berupa produk turunan hasil perkebunan, pertanian dan perikanan melalui klaster komoditas. “Ini kami lakukan agar nantinya mereka bisa melakukan ekspor secara bersama, hingga bisa menekan biaya ekspor dibandingkan jika harus dilakukan masing-masing,” terang Roby. *BEN/ENY    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: