Kawasan Industri Kariangau, Salah Satu Pusat Pertumbuhan Ekonomi Ibu Kota Baru

Kawasan Industri Kariangau, Salah Satu Pusat Pertumbuhan Ekonomi Ibu Kota Baru

Kawasan Industri Kariangau. (ist)==================================

Presiden Joko Widodo telah memutuskan ibu kota negara baru di Kalimantan Timur. Keputusan itu diumumkan beberapa saat setelah terpilih kembali memimpin Indonesia. Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan Kabupaten Kutai Kartanegara menjadi dua daerah yang akan menjadi lokasi. Kota Balikpapan sebagai daerah terdekat dengan pusat pemerintah akan menjadi kota satelit yang berperan penting dalam pembangunan ibu kota negara.

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Berbagai alasan mengemuka di balik terpilihnya Kalimantan Timur sebagai ibu kota baru. Infrastruktur lengkap, kondisi sosial dan kemasyarakatan yang harmonis, serta minim ancaman bencana. Soal infrastruktur, apa yang menjadi alasan pemerintah pusat memang cukup kuat.

Jauh sebelum ditetapkan sebagai ibu kota negara, Kaltim sudah punya bandar udara berkualitas dunia. Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman berkapasitas 2 juta penumpang per tahun. Bandara ini juga masih memungkinkan dikembangkan.

Kemudian ada jalan tol dan jalur kereta api yang sudah dirancang cukup lama. Belum lagi pembangunan coastal road yang kembali menggeliat. Sampai menyambungkan Kabupaten PPU dengan dua jembatan dari Balikpapan.

Tak kalah strategis adalah keberadaan kawasan industri yang bakal menjadi episentrum kegiatan perekonomian: Kawasan Industri Kariangau (KIK). Dibangun sejak pemerintahan Presiden ke - 6, Susilo Bambang Yudhoyono, KIK dirancang sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Kaltim.

Kawasan industri ini terintegrasi jalan akses kilometer 13 - Terminal Peti Kemas (TPK) Kariangau, Pelabuhan Internasional Kariangau, Jembatan Pulau Balang, serta jalan tol Balikpapan-Samarinda.

Sumber energi disediakan power plant PLTU Kariangau 2 x 100 MW dan 2 x 25 MW. Lengkap dengan sarana air bersih dari waduk Sungai Wain 262 liter per detik yang masih dalam tahap pembangunan. Saat ini sumber air bersih berasal dari TPK Kariangau dengan debit 40 liter per detik.

Keberadaan kawasan industri merupakan salah satu pendorong kebijakan pemerintah Provinsi Kaltim. Yang akan fokus pada industri manufaktur dan pengolahan.

Ketika dikonfirmasi perkembangan KIK, Kepala Bidang Pengembangan Infrastruktur dan Perekonoman Perkotaan Litbang Bappeda Balikpapan, Arfiansyah menjelaskan, data sementara sudah beroperasi 10 perusahaan, 3 perusahaan dalam tahap pembangunan dan 30 perusahaan dalam proses perizinan.

“Karena perkembangan kawasan tersebut masih terus berkembang, dan data terus bergerak di dinas terkait,” sebutnya saat dijumpai, Selasa (29/10/2019).

Sejak dua tahun lalu, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah memberikan kemudahan bagi investor melalui fasilitas KLiK atau Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi. “Artinya dengan KliK investor dapat segera membangun proyeknya setelah memperoleh izin prinsip,” kata Arfiansyah.

KIK memiliki luas 3.565 hektare. Namun hanya 2.721 hektare yang menjadi area terbangun.  Kawasan ini akan menjadi wilayah perkotaan berbasis kegiatan industri sebagai pusat baru pertumbuhan Kota Balikpapan dan sekitarnya.

Dari lahan tersebut ada milik masyarakat, pemerintah provinsi dan pemerintah kota Balikpapan. “Lahan milik pemerintah kota ada sekitar 200 hektare. Dari luas tersebut 134 hektare masuk program Klik,” ulasnya.

Pemerintah tetap mempertimbangkan keseimbangan lingkungan hidup pesisir serta fasilitas umum bagi masyarakat maupun lahan terbuka hijau.

Aktivitas industri yang terakomodasi antara lain agroindustri, industri konstruksi, minyak dan gas, perkayuan dan transportasi.

“Lokasi industri direncanakan menjadi kawasan utara untuk jenis industri substitusi impor, manufaktur, lokal base dan industri campuran. Sementara sebelah selatan untuk manufaktur logam dan kimia, industri teknologi modern dan industri berorientasi ekspor,” imbuhnya.

Sedangkan industri lainnya tetap berada di daerah pinggir. Yaitu sepanjang pesisir sebelah barat kawasan, terutama bagian selatan.

Jenis-jenis industri terpilih di kawasan ini antara lain batu bara dan briket batu bara, minyak dan gas, methanol, olefin dan arimatik, karet, industri pengalengan nenas, ikan dan udang, kakao (bubuk dan pasta), mentega kakao, coklat dan produk coklat lainnya, industri makan dan minuman, kerajinan dan industri rekayasa.

Rencana pengembangan KIK juga mendapat dukungan Pelabuhan Laut Balikpapan yang dalam Tatanan Kepelabuhanan Nasional telah ditetapkan sebagai Pelabuhan Utama (Internasional) dengan peran sebagai pintu gerbang ekonomi Kota Balikpapan dan kota-kota di sekitarnya.

Perencanaan dan pengembangan kawasan ini dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan pengaturan dan pemanfaatan lahan, fungsi kegiatan utama dan pendukung.

Serta menjaga keseimbangan ekosistem dengan mempertahankan kawasan preservasi. Sehingga KIK tidak hanya memusatkan kegiatan perindustrian, tapi sekaligus menjadi daerah wisata dan pelestarian lingkungan.

KIK berada di kawasan pesisir yang menguntungkan, karena mempermudah distribusi produk. Dengan pelabuhan internasional peti kemas seluas 150.000 meter persegi atau 15 hektare, pelayanan peti kemas, general cargo, curah dan pengapalan semakin efektif meringkas waktu.

“Kedepan KIK akan menjadi sumber pertumbuhan ekonomi yang berdampak langsung pada kota Balikpapan dan Kaltim,” ujar Arfiansyah. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: