Jangan Lupa Bahagia dan Bersyukur

Jangan Lupa Bahagia dan Bersyukur

MUNGKIN judul di atas dapat digunakan sebagai pengingat atau reminder mengenai kondisi pandemi yang masih ada, mengingatkan bagi semua pribadi untuk Jangan lupa bahagia dan bersyukur.

Sangatlah tepat untuk terus digemakan dan dibagikan karena kondisi pandemi ini menjadi momok bagi semua orang yang ada diseluruh dunia tanpa terkecuali Indonesia. Membuat panik dan takut, harus bisa berdaptasi dengan berbagai skema dan aturan dari pemerintah untuk mengantisipasi penyebaran dan peningkatan kembali Covid-19 di tanah air Indonesia ini. Efek dari pandemic ini juga membuat lemahnya perekonomian pada beberapa sektor, banyak pegawai dirumahkan (alias PHK) dan kesulitan mencari pekerjaan bagi pada Jobseeker. Kondisi pandemi ini pun menuntut siswa dan mahasiswa serta pegawai untuk melakukan kegiatan belajar-mengajar, bekerja dari rumah atau yang dikenal dengan SFH (Study From Home) dan WFH (Work From Home). Selama hampir mendekati 2 tahun tepatnya bulan maret 2022 nanti kita terus menjalankan setiap aktivitas dari depan laptop dikamar atau ruang kerja masing-masing. Bagi sebagia pihak kondisi yang mengatur ini membuat bosan, Lelah, capek karena melakukan pekerjaan atau aktivitas yang berulang (monoton) dari laptop atau gadget masing-masing. Baca juga: Tiongkok-Uni Eropa Krisis Energi, Siapa Diuntungkan? Berbagai efek yang terlihat ini pastilah akan mempengaruhi kestabilan kebahagian kita sebagai manusia sehingga banyak sekali penafsiran pada ahli dari berbagai bidang mengenai arti dari “bahagia” antara lain adalah kondisi emosi dengan karakter rasa senang, penuh syukur, dan puas. Hal ini memang bisa berbeda antara satu orang dan lainnya dimana benang merahnya ada pada kepuasan terhadap hidup. Saya juga mengutip sebuah pengertian rasa bahagia dari Walter A.Pitkin seorang Penulis buku The Psychology of Happiness dimana beliau menjelaskan rasa bahagia bukan hanya buah dari peluang atau keberuntungan yang hanya berkaitan dengan kesehatan fisik atau panjang umur saja, namun juga menjalani hidup yang bermakna. Hidup yang bermakna ini sangat berarti dalam karena kadar bahagia setiap individu yang merasakannya pun berbeda-beda. Bagi segelintir orang mengatakan bahagia itu sederhana, hanya dengan menonton TV atau Youtube acara atau genre yang digemari sambil ditemani dengan secangkir teh itu sudah membuat pribadi tersebut bahagia, ada pula yang harus ke café menikmati secangkir kopi Vietnam Drip dan berdiskusi dengan sahabat, ada pula yang hanya video call orang tua & keluarga yang jauh itu pun sudah membuat bahagia, fenomena lain yaitu mendapatkan bahagia dengan mendengarkan lagu, mengikuti berbagai kegiatan rohani atau masyarakat dimana bisa bertemu dengan banyak orang dengan berbagai kepribadian. Tidak menutup juga fenomena bagi kalangan menengah keatas cara bahagianya diukur dengan banyaknya mobil, harta, followers, photo yang diupload dan mendapat like dengan jumlah emoticon Love berwarna merah yang sangat banyak. Tidak ada salahnya semua persepsi dan cara setiap individu untuk mencari, memilih dan mendapatkan kebahagiaan karena tidak ada yang melarang setiap pribadi merasakan karunia dari Tuhan yaitu rasa bahagia dan bersyukur itu. Semua pribadi memiliki hak yang sama untuk merasakan bahagia asalkan terus untuk tidak kenal Lelah mencari dan memupuk kadar bersyukur setiap harinya. Salah satu Hormon kebahagiaan yaitu oksitosin yang dikenal dengan hormon cinta. Hormon ini bisa didapatkan dengan beberapa cara antara lain yaitu dengan berpelukan, berbagi cinta, main dengan hewan-hewan peliharaan di rumah dan melakukan kebaikan seperti menolong teman, sahabat atau orang lain yang sedang mengalami kesulitan. Pribadi dengan tampilan muka/ekspresi orang yang bahagia dan bersyukur sangatlah kontras perbedaan dengan orang yang tidak bahagia dan bersyukur. Lebih enak melihat-memandang orang yang tertawa daripada yang tidak, lebih senang berkawan dengan pribadi yang memiliki kebiasaan baik seperti olahraga, berdoa, beribadah dan mudah berbagi dengan sesama daripada orang yang pemalas melakukan hal apapun. Jadi, ingat dan pilihlah untuk terus bahagia dan bersyukur karena efek yang akan kita dapatkan sangat banyak ketika kita terus mendongkrak berbagai hormon bahagia antara lain dopamine (hormon perasaan baik), oksitosin (hormon cinta), endorfin (hormon Pereda nyeri alami tubuh) dan serotonin (hormon pengelola suasana hati). Berdamailah dengan keadaanmu dan syukuri setiap detik menit jam bulan ataupun tahun, maka kamu akan dapat menikmati kehidupan. Semangat! (*/boy) *Dosen Politeknik Sinar Mas Berau Coal  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: