Bantuan Alsintan Pemerintah Pusat Datang ke Kukar
KUKAR, nomorsatukaltim.com - Setelah sebelumnya pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian menyalurkan alat mesin pertanian (alsintan), melalui Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Budisatrio Djiwandono. Kini Kutai Kartanegara (Kukar) kembali kedatangan alsintan dari aspirasi legislator lainnya asal Kaltim, Hetifah Sjaifudian.
Terdiri dari alsintan untuk pra panen, juga alsintan yang dipergunakan pasca panen. Total sebanyak 35 unit yang disalurkan melalui Bupati Kukar, kepada 14 kelompok petani (Poktan) dan gabungan kelompok tani (Gapoktan), di Balai Benih Pembantu (BBP) Kecamatan Loa Kulu.
Alsintan akan disalurkan ke Kecamatan Samboja, Kecamatan Loa Janan, Desa Loa Duri Ulu, Kecamatan Muara Kaman dan Desa Rempanga. Bantuan secara bertahap bakal terus bertambah jumlahnya, untuk menyasar daerah lainnya. Baca juga: 7 Kecamatan di Kukar Dapat Bantuan Alsintan dari Anggota DPR RI
"Jadi semua (alsintan) yang direncanakan ini, hasil dari pendataan dan permohonan para poktan, melalui Distanak," ungkap Bupati Kukar, Edi Damansyah, Sabtu (16/10/2021) lalu kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN).
Alsintan yang diterima, terdiri dari traktor roda empat 1 unit, traktor roda dua (hand tractor) 6 unit, pompa air sebanyak 4 unit, alat tanam padi (rice transplanter) sebanyak 3 unit, cultivator (alat pengolah tanah) sebanyak 2 unit. Selanjutnya 10 unit hand sprayer electric, alat perontok padi (power thresher) 5 unit, alat perontok serba guna sebanyak 4 unit.
Ini dianggapnya sebagai salah satu upaya bersama semua pihak, dalam mendorong peningkatan produktivitas hasil pertanian di Kukar. Karena kabupaten yang memiliki luas 27.263 km persegi ini, menjadi penyumbang utama kebutuhan beras di Benua Etam. Total beras yang dipasok dari Kukar untuk Kaltim mencapai 45 persen. Sehingga perlu penguatan semacam ini.
Meskipun di tengah menurunnya jumlah rumah tangga petani yang ada di Kukar. Bantuan ini dianggap menjadi cara jitu menarik minat pemuda milenial untuk merambah dunia pertanian. Tentunya dengan penerapan mekanisasi pertanian, memastikan sektor pertanian tidak lagi identik dengan lumpur-lumpuran dan basah-basahan.
Karena petani Kukar saat ini masih sebagian besar mengolah tanah dan memanen secara tradisional. Tentunya kehadiran alat-alat yang menggunakan mekanisasi, bisa meningkatkan produktivitas, juga meningkatkan perekonomian keluarga petani.
Pekerjaan pemerintah pun tidak hanya sampai di situ saja. Perlu infrastruktur penunjang lainnya. Bahkan sudah mulai dianggarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kukar. Di mana membangun 120 embung air pertanian, 120 kilometer jalan usaha tani, serta 25 ribu nelayan produktif.
"Ini jadi penguatan, harapannya nanti bisa terbangun kawasan ini, ada tujuan besar yang akan disambut terkait kepindahan IKN (ibu kota negara) ke Kaltim. Maka kita siapkan dari sekarang," lanjut Edi.
Tantangan yang dihadapi petani ke depan, tidak sebatas kurangnya rumah tangga petani, juga permasalahan terkait penjualan hasil panen pertanian. Permasalahan saat ini, ketika petani di Kukar memiliki jadwal panen bersama, kadang kesulitan dalam menjual gabah itu timbul.
Maka dari itu, pemerintah dituntut mencari pemecahan permasalahannya. Baik itu melaku studi ataupun sejenisnya.
"Pemkab Kukar dan legislatif kabupaten hingga pusat, bersinergi dan bekerja sama untuk memberikan manfaat kepada petani, khususnya di Kukar," tutup Edi. (mrf/zul)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: