Tetap Berprestasi di Musim Pandemi

Tetap Berprestasi di Musim Pandemi

Tidak ada prestasi yang dicapai dengan mudah. Tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Kata-kata penuh makna itu banyak memotivasi, sekaligus menginspirasi bagi banyak orang. Di musim pandemi, motivasi dibutuhkan oleh siapa saja.

Nomorsatukaltim.com - Banyak yang bilang, sekadar bertahan saja sudah bagus. Di masa pandemi ini, tidak tumbang adalah sebuah kemenangan. Akan tetapi bagi pribadi yang menginginkan prestasi, pandemi hanyalah kata lain dari tantangan. Ketika semua serba terbatas, pikiran harus bebas. Bagi seorang yang senang dengan kemajuan, wabah merupakan salah satu ujian yang harus dipecahkan. Seperti yang dilakukan tiga pemuda-pemudi di Kalimantan Timur. Syifa, Dinar dan Rachmad Azazi, tetap produktif menghasilkan karya-karya luar biasa, meski dengan keterbatasan imbas COVID-19. Hal itu disampaikan dalam acara Ngobrol Pintar dan Inspiratif (Ngopi Sore), Kamis (9/8). Program mingguan yang digagas Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kaltim dengan Harian Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com.  Dipandu Kiky Marietha, tiga remaja ini mengisahkan perjalanan mengukir prestasi di tengah pandemi. Dinar, baru saja dinobatkan sebagai Wakil II Duta Budaya Provinsi Kaltim. Rahmad berhasil meraih predikat peringkat II Pemuda Pelopor skala nasional pada 2020 lalu. Sedangkan Syifa, pada Juli lalu terpilih sebagai Runner up II Putri Muslimah Nusantara. Dinar mengatakan pergelaran duta budaya merupakan ‘barang’ baru diraihnya. Sebagai orang pertama, Dinas mengaku bangga sekaligus tertantang. “Bangga karena kegiatan ini dilaksanakan pertama kali oleh Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltim. Tertantang untuk mewarnai aktivitas pemuda,” ujarnya. Kala itu Dispora Kaltim melakukan seleksi yang tersebar di 10 kabupaten/kota. Dimana diminta untuk mengirimkan pemuda-pemudi terbaik, dan dapat memperkenalkan, melestarikan kebudayaan di Bumi Etam. "Alhamdulillah terpilih sebagai Wakil II Duta Budaya Kaltim," ucapnya dilansir Disway Kaltim. Dinar mengaku dari kecil sudah tertarik dengan kesenian, sastra dan kebudayaan. Lanjut wanita berhijab itu, dalam seleksi dimulai dengan tahapan profil hingga mempertontonkan penampilan. Pada ajang itu masing-masing peserta berpasangan. "Saat itu menampilkan teatrikal puisi. Yang mana berkenaan dengan  kebudayaan. Kami mencoba memotret sebuah kebudayaan dan bagaimana sih perasaan kebudayaan saat mereka kehilangan seseorang. Seperti kita yang mulai meninggalkan kebudayaan asli kita," urai Dinar. Sementara Rachmad, terlahir dari pasangan yang cinta seni. Ayahnya hobi melukis dan ibunya gemar bernyanyi. Di musim pandemi ini, ia berhasil meraih peringkat II nasional sebagai pemuda pelopor, bidang  agama sosial dan budaya. Ia membeberkan jika hal itu telah lama dirintisnya, setidaknya mulai 2014 lalu. Kala itu mendirikan sanggar seni perintis. Sanggar seni untuk anak-anak kawasan marjinal. Ia didik hingga membuatkan sebuah pertunjukan. Kemudian pada 2017, mencoba mendirikan yayasan Tirto Nugroho Foundation. Tidak hanya fokus pertunjukan seni, melainkan juga diberikan pendidikan pengembangan literasi. Cikal itulah yang juga jadi penilaian dewan juri untuk dinobatkan peringkat II pemuda pelopor. "Alhamdulillah inisiasi  terhadap organisasi yang kita bangun itu membuahkan hasil (diapresiasi)," kata Rachmad. Pembicara lainnya, Syifa sangat tertarik dengan dunia modelling. Tak hanya dirinya, Kaltim pun bangga dengan apa yang berhasil diukirnya. Dikatakannya gelaran skala nasional menjadi perdana. Mengingat sebelumnya hanya tingkat provinsi. "Ini ajang yang baru untuk Indonesia, karena basisnya nusantara," ungkap dia. Ada hal menarik dari keikutsertaan Syifa. Mengingat dirinya sudah lama vakum dengan dunia fashion show. Saat itu jemarinya sedang berselancar di ponsel. Ditengah asyik scroll Instagram, ia melihat pamflet. Syifa pun tertarik dan mencoba mendaftar yang sudah menjadi passion-nya. "Itu diinterview empat orang juri secara offline (menerapkan proses). Kemudian lanjut malam bakat, Syifa menampilkan tarian. Dan langsung diumumkan untuk mewakili Kaltim," terang Syifa. Kemudian pada Juli lalu, mengikuti ajang Putri Muslimah Nusantara dengan tuan rumah Kalimantan Timur. Dimana dihelat di salah satu hotel kenamaan dan pusat perbelanjaan ternama di Kota Samarinda. Dinar dan Syifa menyemangati remaja tak mudah patah semangat, memiliki target, serta tidak pernah takut akan kegagalan. Selalu tanamkan dipikiran bahagia saat berkarya. "Karena masa muda hal berharga. Untuk menggali potensi diri harus banget," ujar Syifa. Terkendala pandemi, bisa memanfaatkan teknologi secara bijak. Karena banyak sekali ilmu yang didapat dan berkarya (konten positif). Mau seperti mereka atau sekadar penonton," kata Dinar sembari menyemangati. Sementara itu Rachmad memberikan gambaran untuk lebih memahami kebutuhan di sekitar atau masyarakat. Yang utama jadilah orang bermanfaat. "Ketika teman-teman benar-benar memahami kebutuhan lingkungan sekitar, dari sana nantinya kebermanfaatan teman-teman benar-benar realistis sesuai dengan realita. Prestasi itu sudah dengan sendirinya melekat, tanpa legalitas tertentu. Prestasi (dengan legalitas) bonus dari Allah," tutup Rachmad. *ASA

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: