HMTP: Kebanggaan Berjaket Biru, hingga Kenangan ‘Centang Biru’
Ini bukan tulisan serius. Pembahasannya tak berat. Tentang rasa bangga pernah menjadi bagian dalam suatu organisasi. HMTP. Ya, Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan. Disingkat, HMTP. Wadah berhimpun mahasiswa Teknik Perminyakan, kampus STT Migas Balikpapan. Ini cerita tentang kebanggaan pernah berjaket biru. Alias pernah jadi pengurus organisasi itu. Ya, cerita tentang rasa bangga bersama kenangan di dalamnya. Tentu, ini pengalaman pribadi. Yang pernah dijalani, bersama pengurus masa itu. Saya, angkatan 2012. Angkatan sial sekaligus beruntung. Sialnya, pernah diospek. Beruntungnya, pernah merasakan ospek. Angkatan kami, angkatan terakhir yang merasakan Petroleum. Ospek ala STT Migas Balikpapan kala itu. Sekarang sudah enggak ada. Di ospek, kami sudah kenal dengan HMTP. Pun mahasiswa Teknik Perminyakan, otomatis jadi anggota HMTP. Waktu itu kami ospek akhir Agustus 2012. Aktif kuliah awal September. Baru sekitar tiga bulan perkuliahan berjalan, digelar mubes (musyawarah besar). Ajang pertanggungjawaban dunia, pengurus HMTP, terhadap apa yang pernah/telah dibuat selama menjabat. Sekaligus pergantian ketua dan wakil ketua. Di mubes itu. Saya dipilih jadi salah satu pimpinan sidangnya. Tak punya pengalaman organisasi sama sekali. Hanya punya niat belajar dan nekat. Ditambah rasa penasaran seperti apa jadi pimpinan sidang yang pegang palu. Dan ternyata sulit. Karena di dalam forum sidang itu, banyak kepentingannya. Pun banyak pula motif dan modusnya. Tugas pimpinan sidang, bagaimana caranya semua kepentingan yang ada terangkul dalam satu ketokan palu. Susah bukan? Ya susah. Apalagi kalau sampai palunya hilang. Disembunyikan. Belum lagi, kalau ada peserta mubes yang tak terima dengan hasil ketokan palu. Bisa diprotes. Pimpinan sudang disalahkan. Pokoknya, jadi pimpinan sidang, ibarat jadi laki-laki di mata perempuan. Serba salah pokoknya. Hehehe. Intinya, jadi pimpinan sidang harus pintar-pintar olah rasa. Apa yang saya rasakan saat memimpin sidang untuk pertama kalinya dalam hidup, hanya mereka yang pernah memimpin sidang yang bisa merasakan. Ya, hanya bisa dirasakan oleh mereka yang baru pertama kali memimpin sidang. Waktu itu, Bang Wanda dan Bang Shilton yang terpilih sebagai ketua dan wakil ketua HMTP yang baru. Kemudian dibentuklah kepengurusan. Saya, bersama beberapa mahasiswa angkatan 2012 masuk dalam kepengurusan. Termasuk dua kawan saya, Daniel, Anggi. Komposisi kepengurusan HMTP periode 2013-2014 saat itu, didominasi angkatan 2012 dan 2011. Yang paling tua dalam kepengurusan itu, ya Bang Shilton. Tuanya sempurna, dari segi wajah, maupun dari segi angkatan. Hehehe. Kepengurusan Bang Wanda-Bang Shilton ini, penuh dinamika. Keduanya pernah tak satu sikap. Ketika menentukan arah HMTP terhadap digelarnya Petroleum. Bang Wanda menolak, Bang Shilton mendukung. Ada banyak dinamika yang terjadi waktu itu. Selain soal sikap itu, juga soal program, evaluasi kepengurusan dan lain sebagainya. Dialektikanya terasa. Dan semua itu dituntut untuk dijalani bersama. Penuh persaudaraan. Di akhir kepengurusan, kita sepakat untuk pengadaan jaket. Alias seragam (PDH). Warnanya biru. Bukan pakai uang mahasiswa, tapi urunan setiap pengurus. Ya sebagai baju kebesaran. Identitas pengurus HMTP. Tak hanya soal dinamika tentang keorganisasian. Ada juga dinamika di luar organisasi. Bicara rasa misalnya. Cinta lokasi. Ala-ala cinta monyet begitu lah. Saya kira, tak hanya saya yang punya pengalaman soal cinta-cintaan ini. Ada juga pengurus lain. Yang rasanya tak terbalas. Alias hanya 'centang biru'. Hahaha. Sakit? Enggak juga. Karena Tuhan pasti kasih yang terbaik. Hehehe. Tapi, itu pengalaman indah. Organisasi, persaudaraan dan rasa, menyatu dalam satu periode kepengurusan. Bersyukur dan bangga, pernah jadi bagian kepengurusan HMTP. Pada dasarnya, setiap masa kepengurusan punya ceritanya masing-masing. Pun cerita itu, pasti punya tokoh-tokoh di dalamnya. Malam ini, Bina Akrab. Satu kegiatan yang wajib dilaksanakan tiap tahun. Oleh pengurus HMTP. Dan bagi mahasiswa angkatan 2019, ini pengalaman yang tak bisa dilewatkan. Karena bisa jadi, di sini awal keseruan selama berHMTP. Bangga pernah berjaket biru. Ini ceritaku, mana ceritamu... Salam Perminyakan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: