Inovasi Kuliner Mahasiswa Balikpapan, Steak Cempedak dan Dodol Karamunting

Inovasi Kuliner Mahasiswa Balikpapan, Steak Cempedak dan Dodol Karamunting

Cempedak Steak karya Dimas kini sedang menunggu izin sebelum dipasarkan lebih luas. (Ferry Cahyanti/DiswayKaltim)

Balikpapan, DiswayKaltim.com - Keberadaan buah cempedak yang cukup melimpah di Balikpapan memantik ide buat Dimas.

Mahasiswa baru Universitas Mulia Balikpapan itu, tengah mengembangkan usaha pembuatan cempedak steak.

Pengakuan Dimas terungkap saat mengikuti Pelatihan Kewirausahaan Pemuda yang diselenggarakan Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Balikpapan, Sabtu (26/10/2019) siang.

“Saat ini masih dalam proses pengajuan PIR-T (izin pangan industri rumah tangga),” kata dia. Dimas dibantu sejumlah teman dan seorang dosen, dalam mewujudkan ide membuat penganan khas dari olahan cempedak. Saat ini, ujar Dimas, makanan itu masih dijual terbatas di kalangan teman-teman kampusnya.

Dia menjelaskan alasan memilih cempedak sebagai bahan baku. Selain karena pasokan yang berlimpah, cempedak juga banyak digemari. Seluruh bagian buahnya bisa dimanfaatkan, termasuk biji dan kulitnya.

“Untuk biji, saya buat sambal. Kemudian bagian kulit jadi steak rasa asin, dan bagian buahnya jadi steak rasa manis. Semuanya masih rasa original,” ujar dia. Dalam masa ujicoba, Dimas menjual cempedak steak produknya seharga Rp 10 ribu per kemasan.

Peserta lainnya, Sakira, juga punya ide unik. Ia ingin menjadikan buah karamunting sebagai dodol. Tanaman kaya manfaat itu, kata Sakira, banyak juga dijumpai di Balikpapan. “Ide membuat dodol karamunting karena belum ada yang bikin dari bahan itu. Jadi (dodol karamunting) ini yang pertama,” klaim Sakira, senada dikatakan Dimas.

Ide para mahasiswa itu mendapat dukungan pakar kewirausahaan, Rosyid. Tenaga ahli Kemenpora itu bilang para pemuda telah mengenal strategi dalam membangun usaha. “Strateginya ada dua, pull market dan push market. Dan mereka sudah menjalankan,” kata dia.

Pull market yang disebut Rosyid adalah menciptakan pasar baru. Karena produk mereka sama dengan yang sudah ada di pasaran.

Sementara push market adalah menjual barang dengan produk yang belum ada di pasaran. Strategi kedua ini, menurut Rosyid, sangat cocok bagi para wirausaha pemula.

Hadir dalam kegiatan itu, Wakil Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud. “Resep menjadi wirausaha itu cuma dua. Berani dan kepercayaan. Insya Allah dengan modal itu, kita bisa mengembangkan usaha,” kata dia. Sebelum menjadi seorang birokrat, Rahmad Mas’ud adalah sosok pengusaha muda yang sukses.

Keberhasilan Rahmad Mas’ud cukup menginspirasi para peserta pelatihan.  Karena dia tidak terlahir dari trah pengusaha.

Dia menambahkan, Balikpapan membutuhkan banyak pelaku usaha agar dapat menjadi daerah yang maju. “Jumlah perusahaan yang ada di Balikpapan, bahkan di Indonesia tidak sebanding dengan bertambahnya angkatan kerja setiap tahun,” imbuh dia.

Sebagai informasi tambahan, jumlah pencari kerja yang terdaftar di Balikpapan tahun ini mencapai 8.599 orang. Sedangkan jumlah perusahaan yang ada hanya 2.318. (fey/eny)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: