Virus Flu Babi Diduga Masuk Mahulu, 78 Ternak Mati Mendadak

Virus Flu Babi Diduga Masuk Mahulu, 78 Ternak Mati Mendadak

MAHULU, nomorsatukaltim.com – Peternak babi di Kabupaten Mahakam Ulu (Mahulu) geger. Ternak babi di kandang mereka tiba-tiba mati. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Mahulu pun langsung ke lapangan, meninjau beberapa lokasi peternakan. Diduga, virus Flu Babi sudah masuk di Mahulu.

“Dugaan (sementara) ternak babi warga mati diserang oleh virus Flu Babi Afrika atau African Swine Fever (ASF),” kata Kepala DKPP Mahulu, Saripuddin kepada Harian Disway Kaltim dan Nomorsatukaltim.com, Selasa (31/8/2021). Saripuddin menambahkan, saat ini di Kecamatan Long Pahangai, sudah ada 78 ekor babi ternak warga yang mati di kandang. Karena itu, DKPP menggerakkan Seksi Kesehatan Hewan untuk melakukan pantauan, agar segera diambil tindakan cepat. “Diimbau agar peternak tidak membuang bangkai babi yang mati ke sungai. Karena dikhawatirkan terjadi penularan ke ternak lainnya, atau menular antar-kandang,” urainya. Diketahui, babi ternak di Mahulu mulai terjangkit penyakit Flu Babi tersebut sejak penghujung pekan lalu. Terbanyak terjangkit penyakit itu, adalah ternak babi warga di Kampung Long Isun, Long  Pahangai 1, Long Tuyok, dan Long Kuling, Kecamatan Long Pahangai. “Di Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun, sudah ada mulai terjangkit. Beberapa ekor babi mati di kandang sejak hari ini (kemarin, Red.),” ucapnya. Saripuddin menambahkan, diduga kuat sebaran awal penyakit yang menjangkiti babi ternak warga, dari babi hutan yang mandi di sungai. Sementara itu, dikonfirmasi terpisah, Kepala Seksi Kesehatan Hewan (Kasi Keswan) DKPP Mahulu, Thomas Ding menjelaskan, pihaknya telah turun langsung ke lapangan di Kecamatan Long Pahangai. “Iya benar, mulai dari laporan para petinggi kampung dan camat serta informasi PPL, kami langsung ke lapangan,” katanya. “Sepertinya mulai mengganas penyakit yang menyerang babi. Banyak ditemukan bangkai babi di hutan (babi hutan) yang mati, merembet ke babi peliharaan warga,” timpalnya. Thomas Ding mengungkapkan, pihaknya mendata semua ternak babi peliharaan warga. Untuk penanganan pertolongan pertama, DKPP Mahulu menyuntikkan antibiotik kepada babi peliharaan warga. “Sampai sekarang memang belum ada vaksin dan obat penyakit babi tersebut. Kami juga berdampingan dengan dokter hewan untuk terus memantau kondisi ini,” tegasnya. Pihak DKPP Mahulu telah membuat surat edaran kepada masyarakat Mahulu, guna mengantisipasi kondisi penyakit yang menyerang babi tersebut. “Hari ini (kemarin, Red.) edaran itu sudah ditandatangani Pak Kadis KPP. Besok (hari ini, Red.) sudah masuk ke setiap kecamatan. Termasuk surat laporan kepada pak Bupati sudah kami buat,” urainya. (imy/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: