3.149 Pelajar Balikpapan Dapat Jatah Vaksin, Sudah Enggak Sabar Mau PTM
Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Sebanyak 3.149 pelajar Balikpapan tingkat SMP dan SMA di 27 sekolah mendapat giliran vaksinasi. Para tenaga kesehatan (nakes) bekerja keras penuhi target vaksinasi di Kota Beriman.
Salah satunya dilaksanakan di SMA Negeri 3, Baru Ulu, Balikpapan Barat. "Alhamdulillah, baru selesai tadi di suntik vaksin Sinovac," ujar Rafi Arjuna, pelajar SMA Negeri 3, saat ditemui, Kamis (26/8/2021). Kepala UPTD Pelayanan Puskesmas Baru Ulu dr Castro James Kalengkongan menyebut vaksinasi di sekolah ini kali pertama dilakukan. Ia mebeber masing-masing wilayah kerja Puskesmas dilaksanakan vaksinasi di sekolah di daerah itu. Di Baru Ulu ada dua sekolah. Yaitu SMA Negeri 3 dan SMP PGRI 7. Total pelajar di wilayahnya yang akan mendapat vaksinasi mencapai 1.219 anak, usia 12 sampai 18 tahun. Untuk SMA 3 diberikan 100 dosis vaksin. Ia menyebut mengerahkan dua tim dengan total 12 nakes. Sebagian bertugas melakukan pendataan dan sebagian lagi melakukan penyuntikan vaksin merek Sinovac. "Setahu saya Moderna juga sudah diberikan untuk masyarakat umum, tetapi dipusatkan di Dome," tukasnya. Koordinator Vaksinasi SMA 3 Balikpapan Hadi Kusminto menyebut secara keseluruhan sekolah itu mendapat jatah dosis vaksin untuk 250 anak. Namun penyuntikan dilakukan secara bertahap untuk 100 anak, kemudian seratus lagi. Sementara pada hari ketiga akan dilakukan vaksinasi kepada 50 anak lainnya. Ia menyebut jumlah muridnya saat ini lebih dari 900 orang, sehingga proses pendaftaran dan pemilahan pelajar yang ikut dalam vaksinasi dilakukan oleh pihak sekolah. Adapun pelajar kelas XI dan XII lebih diutamakan karena akan menghadapi ujian kelulusan sekolah nantinya. Sementara 50 anak dari kelas XI juga menjadi prioritas karena akan mengikuti ujian asesmen nasional dalam waktu dekat. "Nah hari ini, dari 100 anak ada beberapa yang tidak bisa divaksin mungkin karena sesuatu hal. Jadi kita mencari siswa lain yang bisa kita hubungi dan cepat responnya untuk menggantikan yang sedang berhalangan," urainya. Anak-anak yang belum bisa divaksin, kata dia, yakni mereka yang sedang sakit. Ada juga anak-anak yang menjadi penyintas, sesuai aturan anak tersebut tidak bisa mendapatkan vaksinasi jika belum melewati masa tiga bulan setelah terpapar. "Kalau guru-guru alhamdulillah. Sudah vaksin semua 100 persen," ungkapnya. Sosok Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMA Negeri 3 Balikpapan itu berharap proses vaksinasi untuk siswanya terus berjalan, begitu juga untuk sekolah lain agar kesiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) segera bisa dilaksanakan. "Kita harapkan setelah vaksin, secara umum kasus covid juga menurun sehingga anak-anak aman masuk sekolah," imbuhnya. Hal yang sama juga dilaksanakan di SMA Negeri 8, Margomulyo. Ada 100 siswa yang divaksin mereka Sinovac. Kepala UPTD Puskesmas Margomulyo Erica Handritha menyebut pihaknya mengerahkan 15 petugas nakes untuk melakukan penyuntikan para pelajar SMA Negeri 8. "Jumlah sasaran kita di sini mencapai 250 dosis vaksin. Insyallah minggu depan mungkin ditambah lagi 150 sasaran lagi," ujar Erica. Ia menyebut menyerahkan sepenuhnya kepada pihak sekolah untuk mendata sasaran vaksinasi. "Kebetulan kami juga sudah menyerahkan link pendaftaran vaksinasi dari Diskominfo Balikpapan. Nantinya kami serahkan kepada mereka sendiri untuk mendaftar di aplikasi PeduliLindungi," ungkapnya. Septia dan Ayu, pelajar kelas XII SMA Negeri 8 Balikpapan bersyukur telah mendapat vaksin. Mereka berdua berharap bisa segera merasakan pengalaman belajar di sekolah kembali secepatnya. "Kita sebentar lagi juga akan ujian. Jadi inginnya dilaksanakan sekolah tatap muka," ujar Ayu. Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Balikpapan Ali Arham menyebut pihaknya menyambut baik program vaksinasi bagi para siswa yang diinisiasi Pemkot Balikpapan melalui Puskesmas Margomulyo. "SMA Negeri 8 mendapat jatah vaksin untuk 250 orang. Dilaksanakan Kamis, Jumat dan Sabtu ini," ujarnya. Pembaca setia artikel Dahlan Iskan melalui website Disway.id itu menyebut pemilahan vaksinasi di sekolah yang dipimpinnya melalui tahapan pendataan melalui aplikasi Google Form. Ada syarat-syarat pengajuan nama siswa yang akan divaksin. Antara lain memprioritaskan siswa kelas XII dengan persetujuan orang tua atau wali murid. "Secara keseluruhan kita kan ada 820 siswa. Sementara jumlah siswa kelas 3 itu ada 280 anak. Jatahnya hanya 250. Jadi kita data, siswa yang diizinkan oleh orang tua," urainya. Dari hasil pendataannya, ada sekitar 20 sampai 25 anak yang belum disetujui orang tua. Kemudian ada 10 anak yang tidak bisa mengikuti vaksinasi lantaran berhalangan. "Sampai siang ini ada 90 persen anak yang sudah selesai vaksin. Ada sekitar 10 persen yang belum di vaksin. Alasannya macem-macem," tukasnya. Berbeda dari SMA Negeri 3, jadwal vaksinasinya dilaksanakan pada Kamis untuk 100 anak, Jumat untuk 50 anak dan Sabtu untuk 100 anak. Menurutnya, dengan diadakannya vaksinasi siswa, maka pihak sekolah tinggal menunggu arahan dari Gubernur Kaltim Isran Noor dan Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud. Terkait kebijakan kembali belajar di sekolah. "Yang jelas kami berharap semua anak didik kami mendapat vaksin. Kita kan baru sepertiganya nih ya. Kami harapkan dua pertigaan berikutnya bisa divaksin. Intinya kami lebih senang kalau bisa belajar disekolah. Tapi semua itu keputusan dari pemerintah," urainya. Katanya metode belajar daring selama satu tahun setengah ini juga menjadi tantangan. Tidak hanya bagi siswa dan orang tua, tapi juga bagi para guru. "Belajar daring itu mungkin terlihat mudah. Ada yang mengatakan lebih enak guru-guru ya karena mengajar dari rumah, padahal kita sama-sama susah," katanya. Kesulitan yang dihadapi para guru antara lain mengoptimalkan presentasi siswa dalam setiap pertemuan jarak jauh. Ada berbagai macam alasan yang dikemukakan para siswa. Contohnya ada anak yang ikut bekerja membantu orang tuanya, sehingga ketika ada jadwal pembelajaran anak tersebut tidak bisa hadir. Ada juga perubahan habit atau perilaku anak dalam proses belajar mengajar yang tak dapat dihindari. Misalnya anak jadi terbiasa begadang sampai malam hari, sehingga saat pagi harinya tidak bisa mengikuti proses belajar daring karena ketiduran. "Tidak bisa membuat pola hidup yang baik. Karena belajar dari rumah, dia begadang paginya tidur. Ada beberapa ya," katanya. Ada juga anak yang ikut keluar kota bersama orang tuanya dan melaksanakan pembelajaran dari jarak yang jauh, menjadi jauh sekali. "Sebenarnya tempat tidak menjadi masalah, mau belajar dari manapun bisa saja. Tapi yang jadi masalah dia juga membantu pekerjaan orang tuanya," tukasnya. Selain itu ada juga orang tua yang memang tidak mampu mengakomodir kebutuhan anaknya dalam mengikuti proses belajar daring. "Orang tua tidak bisa membangunkan anaknya di pagi hari. Ada juga anak-anak yang memang kehilangan semangat untuk belajar," urainya. Pihak sekolah bahkan sempat melakukan kunjungan ke rumah salahsatu siswa untuk mendorong pihak keluarga dan anaknya agar bisa mengikuti proses pembelajaran, lantaran sudah beberapa waktu absen. "Jadi kita berharap agar proses pembelajaran tatap muka itu bisa segera dilaksanakan. Guru-guru juga alhamdulillah sudah 100 persen divaksin. Kami tentu lebih senang bisa kembali mengajar di sekolah," imbuhnya. (ryn/boy)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: