Kutim Rapikan Data COVID-19

Kutim Rapikan Data COVID-19

Kutim, nomorsatukaltim.com – Tim Satgas COVID-19 Kutai Timur (Kutim) ingin merapikan kembali data mengenai virus berbahaya ini. Agar data yang dihimpun dapat benar-benar aktual dan seragam. Khususnya untuk tim yang berada di tingkat kecamatan.

Wakil Bupati Kutim, Kasmidi Bulang mengatakan, Tim Satgas COVID-19 Kutim selama ini hanya menerima laporan dari kecamatan. Kemudian dari hasil testing yang dilakukan rupanya masih sedikit ada perbedaan pemahaman. Terutama mengenai kapan seseorang dinyatakan positif atau negatif terpapar COVID-19 tersebut. “Jadi kami ingin seragam mengenai proses pengolahan data. Sehingga jangan sampai ada warga yang merasa dicovidkan,” ucap Kasmidi. Masalah data ini jadi pembahasan panjang dalam Rapat Evaluasi PPKM, Selasa (10/8/2021) lalu. Pasalnya, untuk menyeragamkan pemahaman ke tim satgas kecamatan. Serta membahas apa saja kriteria penetapan hasil testing yang dilakukan. “Jadi dipaparkan bagaimana prosedur dan tahapan hasil testing sebelum masuk ke dalam data base,” tuturnya. Rupanya, dari hasil testing swab antigen yang dilakukan. Juga melihat status dari orang yang bersangkutan. Apakah pelaku perjalanan, memiliki gejala apa tidak, kontak erat dengan pasien yang telah dinyatakan positif. “Itu semua ada klasifikasi yang merupakan prosedur dari Kementerian Kesehatan. Hingga akhirnya bisa masuk menjadi sebuah data,” bebernya. Untungnya dalam rapat tersebut seluruh tim dari kecamatan dapat mengikuti. Walaupun masih melalui daring, tapi Kasmidi berharap semua kecamatan dapat memahami dengan baik. Lantaran, data ini akan berpengaruh terhadap status Kutim. “Jika data bisa dirapikan kami dapat benar-benar melihat dengan utuh kasus yang terjadi. Maka langkah yang diambil pun bisa sejalan,” paparnya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kutim, Bahrani Hasanal mengatakan, selama ini data yang diolah itu berdasarkan hasil tes dan tracing di lapangan. Treatment adalah bentuk penanganan yang diambil. “Makanya kami terus coba lakukan penelusuran. Terutama terhadap kontak erat pasien sebanyak 3 orang,” ucap Bahrani. Dengan luasnya wilayah Kutim, pola tracing ini pun menjadi terhambat. Karena harus berkoordinasi dengan pihak puskesmas di kecamatan. Belum lagi dengan keterbatasan personel yang dimiliki Diskes untuk melakukan tracing. “Makanya dalam menghimpun data ini harus ada keseragaman pemahaman. Sehingga tidak menimbulkan bias dalam menetapkan status terkonfirmasi,” tuturnya. Ia menyebutkan, lonjakan kasus COVID-19 di Kutim masih didominasi oleh pelaku perjalanan. Apalagi di Kutim hilir mudik pegawai perusahaan sangat banyak. Ditambah lagi dengan kontak erat dari yang bersangkutan. “Tapi dengan segala kemampuan kami terus berupaya untuk menekan angka penularan virus ini,” tandasnya. (bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: