Setelah 2 Tahun Lebih, Boeing 737 MAX Akhirnya Uji Terbang di China

Setelah 2 Tahun Lebih, Boeing 737 MAX Akhirnya Uji Terbang di China

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Setelah dua tahun lebih dilarang terbang, Boeing akhirnya melakukan uji terbang Boeing 737 MAX di China pada Rabu (11/8/2021) kemarin.

Uji terbang ini mengisyaratkan ujung peraturan larangan terbang pesawat itu di pasar perjalanan utama. Situs jejaring pelacakan penerbangan, Flightradar24, menunjukkan pesawat uji 737 MAX 7 lepas landas dari Bandara Internasional Pudong Shanghai pada pukul 09:24 waktu setempat (01:24 GMT), tanpa tujuan yang tercantum. Pesawat uji itu terbang ke arah tenggara. Diketahui, pesawat uji 737 MAX itu meninggalkan Seattle pekan lalu dan tiba di Shanghai pada 7 Agustus. Setelah berhenti mengisi bahan bakar di Honolulu dan Guam. Reuters melaporkan pekan lalu pesawat itu akan melakukan uji terbang pertamanya di China pada 11 Agustus jika semuanya berjalan dengan baik. Sementara pihak Boeing tidak segera menanggapi permintaan komentar. Sekitar 30 maskapai penerbangan dan 175 negara telah mengizinkan 737 MAX untuk kembali beroperasi. Setelah larangan keselamatan hampir dua tahun setelah kecelakaan yang berjarak lima bulan menewaskan 346 orang. Yang menjerumuskan Boeing ke dalam krisis keuangan sejak diperparah oleh pandemi virus corona. Boeing 737 MAX masih dilarang terbang di China, di mana ketegangan perdagangan antara Washington dan Beijing telah memotong penjualan selama bertahun-tahun. Meskipun Kepala Eksekutif Dave Calhoun mengatakan bulan lalu bahwa dia masih mengharapkan 737 MAX untuk mendapatkan persetujuan sebelum akhir tahun. Regulator penerbangan China sebelumnya mengeluarkan tiga persyaratan untuk 737 MAX kembali ke layanan. Yakni perubahan desain bersertifikat, pelatihan pilot yang memadai, dan temuan definitif dari investigasi kecelakaan. Sebelum 737 MAX di-grounded pada Maret 2019, Boeing menjual seperempat dari pesawat yang dibuatnya setiap tahun kepada pembeli China. Selama bertahun-tahun, ketegangan yang membara antara Washington dan Beijing telah menyebabkan ketidakpastian. AN/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: