RSUD Kudungga Mulai Penuh, Ruang Penanganan COVID-19 Terisi 90 Persen

RSUD Kudungga Mulai Penuh, Ruang Penanganan COVID-19 Terisi 90 Persen

Situasi pandemi COVID-19 di Kutai Timur (Kutim) tak kunjung reda. Bisa dikatakan, kondisinya semakin gawat. Salah satu tolak ukurnya, adalah semakin banyaknya warga yang dirawat di RSUD Kudungga.  

nomorsatukaltim.com - Diketahui, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kudungga Sangatta menyediakan 108 tempat tidur bagi pasien COVID-19. Kini telah terpakai sebanyak 90 persen di ruang penanganan COVID-19. Rumah sakit berplat merah ini total memiliki kapasitas 201 tempat tidur. "Saat ini 108 bed kami siapkan untuk menangani pasien COVID-19 dengan kategori kondisi sedang hingga berat,” ungkap Direktur Utama RSUD Kudungga Sangatta, Anik Istiyandari. Ia menjelaskan, dari total 108 tempat tidur yang disediakan, sudah dipakai sebanyak 96 pasien. Itu artinya hampir 90 persen bed khusus pasien COVID-19 sudah terpakai. Tetapi langkah antisipasi tetap disiapkan pihak RSUD Kudungga. Mengingat bisa saja lonjakan kasus semakin bertambah di Kutim. Termasuk menyiapkan skenario menambah ruangan penanganan. "Kalau darurat bisa saja kami mendirikan tenda untuk jadi ruang tambahan," bebernya. Hanya saja terkendala pada tenaga kesehatan (nakes) yang dimiliki masih kurang. Jika nakes untuk perawat pasien COVID-19 dapat terpenuhi, maka skenario penambahan ruangan dapat dilakukan. Sementara ini, pihaknya telah mendapat bantuan tenaga relawan dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kutim. “Kami hanya dapat tenaga relawan dari Diskes sebanyak 5 orang. Kalau dulu kami dapat tenaga relawan dari RS swasta, sekarang hanya dari Diskes,” ungkapnya. Ia juga menyampaikan, sedang merekrut nakes khusus perawat sebanyak 20 orang serta dokter spesialis paru-paru sebanyak 1 orang. Namun hingga saat ini belum tercukupi lantaran kebanyakan pelamar enggan menempati posisi yang menangani pasien COVID-19. “Kami sudah membuka rekrutmen tenaga medis perawat sebanyak 20 orang dan dokter spesialis paru-paru 1 orang, tapi belum terpenuhi karena banyak yang tidak mau menangani pasien COVID-19,” pungkasnya. (bct/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: