Kadiskes Kukar: Vaksin Bukan Obat Kebal COVID-19, tapi Meringankan Gejala

Kadiskes Kukar: Vaksin Bukan Obat Kebal COVID-19, tapi Meringankan Gejala

Kukar, nomorsatukaltim.com - Jumlah pertambahan kasus aktif baru COVID-19 di Kutai Kartanegara (Kukar) diketahui tiap hari terus bertambah. Beberapa di antaranya bahkan sudah melaksanakan vaksinasi, namun masih tertular virus ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Kukar, Martina Yulianti pun mengatakan, ini terjadi lantaran vaksin bukan obat penangkal COVID-19. Tapi sebagai pencetak atau penguat antibodi di tubuh orang-orang. Fungsinya agar orang yang tertular COVID-19 tidak mengalami kondisi yang berat hingga berujung kematian. "Itu bukan obat kebal, jadi orang divaksin itu bukan berarti dia tidak bisa tertular, dia bisa tertular tapi diharapkan tidak berat (gejala yang timbul)," ujar Martina pada Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com, belum lama ini. Sehingga penggunaan vaksin CoronaVac buatan Sinovac pun dianggap masih efektif, dan akan tetap dipakai untuk program vaksinasi oleh pemerintah. Sampai sasaran yang ditarget oleh pemerintah tercapai. Seperti di Kukar, mencapai 548.231 orang. Baru dianggap akan mencapai kekebalan komunal. Atau herd immunity. Perihal masih banyak yang terpapar hingga ada yang meninggal dunia. Dia pun menyebut penyakit lainnya yang ditangani dengan vaksinasi pun demikian. Seperti penyakit TBC atau tuberkulosis, dan polio. Setiap orang sudah diberikan suntikan vaksin saat masih bayi. Pun masih ada yang ditemukan sakit pada saat beranjak dewasa, bahkan turut menyebabakan kematian pula. Begitupun dengan COVID-19,  akan ada yang tertular meski sudah menjalani tahapan vaksinasi mulai dari dosis pertama dan kedua. Selain berbahaya juga mudah menular. Terlebih mulai ada penyebaran varian delta yang masuk ke Kalimantan Timur (Kaltim). TBC misalnya, sangat sulit proses penularannya. Perlu tinggal bersama dalam jangka waktu yang lama. Hingga akhirnya tertular. Sedangkan COVID-19 hanya perlu hitungan menit saja, penularan pun bisa terjadi. "Karena tiap tubuh itu berbeda (kondisinya)," pungkas Martina. (mrf/zul)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: