Kaltim Dorong Ekspor Produk Non Migas, Buatkan Klasterisasi Komoditas

Kaltim Dorong Ekspor Produk Non Migas, Buatkan Klasterisasi Komoditas

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) terus berupaya meningkatkan capaian ekspor produk non migas. Dengan memilah skala prioritas walaupun saat ini kapasitas produksi terbatas.

Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM (Disperindagkop UKM) Kaltim HM Yadi Robyan Noor mengatakan, beberapa strategi dilakukan untuk meningkatkan capaian ekspor nonmigas pada semester II tahun ini. “Dilihat mana yang prioritas, karena saat ini kapasitas produksi terbatas 50 persen. Jadi tinggal bagaimana membaca situasi terakhir sehingga ketika dilakukan menguntungkan semua pihak,” jelas Yadi Robyan Noor, Minggu (25/7/2021). Optimalisasi ekspor sumber daya alam Kaltim seperti turunan dari hasil perkebunan, pertanian dan perikanan dilakukan dengan klasterisasi sejumlah komoditas agar lebih mudah untuk diekspor. “Kami berupaya mengklasterisasi (komoditas), supaya mereka bisa (ekspor) bersamaan,” tutur Roby, sapaannya. Roby menyebut bahwa Kaltim memiliki potensi lebih besar dalam hal produksi sejumlah komoditas. Adalah rumput laut, lidi nipah, amplang dan sebagainya jika masing-masing dibuat klaster. Dia mencontohkan, saat ini produksi rumput laut yang ada di Kota Bontang memiliki kapasitas 20 hingga 30 ton untuk satu kali panen dalam 45 hari. Ada pula amplang Kaubun yang mendapatkan pesanan untuk memenuhi 14 outlet di Taiwan sampai dengan 2022. Dan lidi nipah yang bukan hanya memenuhi permintaan di pasar domestik melainkan juga diekspor ke luar negeri dengan menyerap tenaga kerja cukup besar. “Mereka (produsen lidi nipah) menjadi host (dari) 2.400 penduduk, (artinya) ada penyerapan tenaga kerja,” imbuh Roby. Selain itu, pemprov juga telah menyiapkan kemudahan ekspor lewat pelabuhan-pelabuhan di Kabupaten Berau, Kota Bontang, Samarinda dan Balikpapan. Terkait pengiriman, Roby menjelaskan saat ini telah melakukan komunikasi secara intensif dengan pihak penyedia jasa kontainer. Komunikasi itu telah disambut baik dengan mendapat jaminan pengiriman. “Ekspor pekerjaannya tidak mudah, tapi kalau kita latih dari pelaku, kita klasterkan (komoditas) sejenis, maka mereka dapat memenuhi kuota kontainer yang stand by. Kalau sendiri-sendiri kan biaya lebih besar,” ujar Roby. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, nilai ekspor Kaltim pada Mei 2021 mencapai USD 1,76 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 84,90 persen secara tahunan. Jika dirinci, ekspor barang non migas mencapai USD 1,68 miliar atau naik 20,12 persen dibanding April 2021. Sedangkan ekspor barang migas mencapai USD 80,81 juta yang hanya naik 0,57 persen dibanding April 2021. Secara kumulatif, neraca perdagangan Kaltim mengalami surplus sebesar USD 6,36 miliar dari Januari hingga Mei 2021, atau meningkat 27,71 persen dibandingkan dengan neraca perdagangan pada periode yang sama di tahun 2020 yang surplus sebesar USD 4,98 miliar.  FEY/ENY

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: