HAM dan Penyerangan di Sheikh Jarrah
PADA dasarnya manusia memiliki keistimewaan yang berupa sebuah hak untuk dilindungi oleh negara. Sebab di era modern saat ini kedudukan setiap manusia sama dalam bermasyarakat baik itu dilihat dari ras, agama, maupun kasta karena semua sudah tercantum di dalam UDHR (Universal Declaration of Human Rights) atau Deklarasi HAM Universal.
Namun, baru-baru ini kita sedang melihat dengan nyata konflik yang terjadi antara Israel-Palestina yang sudah terjadi sangat lama akibat perebutan sengketa wilayah sepanjang 73 tahun. Ada beberapa pandangan yang harus kita pahami dalam konflik Israel dan Palestina ini yang masih beredar di masyarakat luas. Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa konflik ini dilatarbelakangi oleh isu agama. Akan tetapi faktanya adalah bahwa konflik ini disebabkan oleh bangsa Yahudi yang ingin mendirikan National Home nya di tanah Palestina. Kelompok Yahudi ini beranggapan bahwa Palestina adalah sebuah tanah yang dijanjikan yang diyakini oleh masyarakat Yahudi bahwa Yerusalem harus kembali menjadi Ibukota bangsa Yahudi. Serta mengembalikan hak bangsa Yahudi yang pada saat itu sempat tertindas. Baca juga; Opini Kewaspadaan Stabilitas Bank Indonesia Terhadap Sistem Keuangan saat Pandemi Banyak sekali kaum Yahudi menempati wilayah Palestina justru mengakibatkan adanya proklamasi dari kaum itu sendiri untuk membentuk berdirinya suatu negara yang bernama Israel pada tahun 1948. Pembentukan negara tersebut tidak semerta-merta tanpa bantuan dari negara Amerika Serikat yang memberikan pengakuan yang sah terhadap negara Israel. Melihat dari hal ini ada sebuah perspektif kepentingan yang terjadi antara Amerika Serikat dan Israel dalam menggusur orang-orang Palestina dari negara mereka. Menarik sejarah ke belakang bahwa Amerika Serikat merupakan negara pelopor paham liberalisme yang ingin memberikan pengaruh demokratisasi terhadap negara-negara di dunia, salah satunya di Timur Tengah. Faktanya bahwa demokratisasi ini bagian dari Hak Asasi Manusia yang juga perlu ditegakkan. Melihat sebuah fakta yang terjadi ini sangat bertentangan dengan nilai-nilai demokrasi. Dilansir dari OKE NEWS (30/5/2021), bahwa Amerika Serikat sampai sekarang menjadi pemasok senjata terhadap negara Israel untuk melawan negara Palestina. Situasi ini memicu aksi demonstran di Washington dimana masyarakat Amerika Serikat berteriak “STOP” dalam memberikan pasokan senjata kepada Israel, karena bertentangan dengan nilai-nilai kemanusian. Harapan Masyarakat Palestina Dilansir dari News Setup (17/05/2021), masyarakat Palestina saat ini sangat mengharapkan bala bantuan terhadap apa yang sudah mereka rasakan antar konflik panjang ini, negara-negara tetangga kawasan Timur Tengah sudah tidak lagi vokal menentang tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Israel terhadap mereka, malah sekarang negara-negara kawasan Timur Tengah secara perlahan mengakui keberadaan Israel di kawasan mereka dan mengakuinya sebagai negara yang merdeka. Padahal, dahulu negara-negara Arab sangat menentang kekerasan yang dilakukan oleh Israel karena melanggar HAM akan tetapi negara-negara Arab hanya dapat memberikan bantuan kemanusiaan dan mengakui keberadaan Israel karena semua sudah berafiliasi dengan Amerika Serikat. Baru-baru ini Sheikh Jarrah menjadi serangan brutal yang dilakukan oleh zionis Israel ketika umat Islam disana sedang melaksanakan ibadah di Masjid Al Aqsa yang berkaitan dengan Jerusalem Day. Mereka tidak segan-segan membubarkan dan memberikan serangan ancaman kepada mereka dan ditambah lagi keadaan yang semakin memanas pasukan Israel ini pun mengerahkan pasukannya untuk memaksa keluarga Palestina yang ada di Sheikh Jarrah untuk meninggalkan rumah mereka. Banyak sekali pelanggaran HAM yang terjadi, mulai dari larangan beribadah, kekerasan, hingga pembunuhan yang diterima oleh masyarakat Palestina saat ini. Aktor-aktor internasional pun tidak mampu menahan gejolak yang diterima oleh warga Palestina. Dan saat ini kejadian Yerusalem harus benar-benar menjadi perhatian dunia internasional agar tidak adanya kekerasan HAM yang terjadi di era modern saat ini dan ditambah kondisi dunia sedang tidak baik dalam mencari jalan keluar membasmi COVID-19. (*/boy) *Penulis adalah Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Islam Indonesia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: