Mimi Meriami: Pergi-Pulang karena Tol

Mimi Meriami: Pergi-Pulang karena Tol

Jalan baru tengah dirasakan Mimi Meriami BR Pane. Ya, sudah hampir dua tahun dia menjalankan peran anyar. Sebagai wakil rakyat. Dapat kursi dari daerah pemilihan Balikpapan. 

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Pada 2019 lalu dia resmi jadi pendatang baru di Karang Paci-sebutan kantor DPRD Kaltim. Partai Persatuan Pembangunan (PPP) jadi perahunya. Mimi memperoleh empat ribu lebih suara. Menggeser petahana dari partainya yang juga seniornya, Ahmad Rosyidi. Sekarang Mimi jadi penyambung lidah rakyat. Profesi baru baginya. Yang tadinya hanya ibu rumah tangga. Juga pemimpin perusahaan miliknya bersama suami. Kalau dulu kegiatan hariannya dari rumah ke kantor perusahaan. Sekarang dari rumah ke kantor juga. Tapi kantornya anggota dewan. “Setelah hampir dua tahun menjalani aktivitas anggota dewan. Cukup menikmati di kegiatan politik. Ternyata dunia politik itu sangat dinamis penuh tantangan dan banyak hal yang harus diperjuangkan untuk kebaikan Kaltim,” ungkap Mimi. Senin, Selasa biasanya Mimi kerap rapat dengan mitra. Dalam hal ini, Eksekutif. Dengan dinas-dinas terkait. Karena dia di Komisi III DPRD Kaltim. Meliputi pekerjaan umum, perencanaan pembangunan, perhubungan, pertambangan dan energi. Juga termasuk perumahan rakyat dan lingkungan hidup. Penelitian dan pengembangan daerah. Maka mitra bisa dengan Dinas Pekerjaan Umum dan lainnya. Itu baru awal pekan. Sudah padat agendanya. Rabu hingga Jumat biasanya Mimi dinas ke luar kota. Konsultasi dengan kementerian-kementerian di Jakarta. “Misalnya soal tol, kita ke Kementrian PUPR. Atau mau konsultasi terkait IKN kita juga ke Bappenas,” terang ibu dari dua anak ini. Akhir pekan waktunya untuk keluarga. Memang secara formal Mimi libur ngantor di Karang Paci. Namun tak jarang Sabtu dan Ahad dia ikut kegiatan nonformal di Kota Minyak. Baik menghadiri pengajian maupun kegiatan gotong royong. Karena dari situ biasanya timbul keluhan dari masyarakat. Setidaknya bisa dia dengar langsung. Semenjak adanya jalan tol, Mimi hanya pulang pergi saja ke kantor DPRD Kaltim. Pagi berangkat, sore harinya pulang. Karena memang jarak cukup dekat semenjak hadirnya jalan bebas hambatan tersebut. Belum lagi Agustus mendatang dibuka pintu tol km 13 Balikpapan. Nah, dengan aktivitas yang padat tentunya juga menguras tenaga. Mesti menjaga kesehatan agar tetap bugar. Apalagi di tengah pandemi seperti ini. Biasanya Mimi juga kerap bermain tenis. Karena memang itu olahraga satu-satunya yang sudah lama digelutinya. Wanita berdarah Batak itu tergabung di klub Dharma Wanita Mandala Tennis Club. Lapangan tenis Manuntung jadi arena Mimi untuk berolahraga. “Oh ya, saya olahraga juga. Tiga kali sepekan main tenis. Kadang kalau tidak enak badan ke lapangan malah sembuh. Olahraga itu membuat peredaran darah lancar,” terangnya. Selama di rumah rasanya sudah menjadi hal biasa bagi Mimi diskusi masalah politik. Terutama dengan suaminya, Ardiansyah. Yang juga anggota DPRD Balikpapan dari partai yang sama. Mulai dari membaca elektabilitas partai hingga membaca strategi partai lain. Terutama soal elektablitas partainya yang sempat menurun. Sebelum hari H pemilihan legislatif 2019 lalu, Ketua PPP Romahurmuziy atau Gus Romi ditangkap KPK. Padahal ketika itu Gus Romi digadang-gadang jadi bakal calon kuat Wakil Presiden mendampingi Jokowi. “Tentunya sangat memukul PPP. Kita tadinya sudah naik daun. Dengan adanya Gus Romi, dekat dengan Presiden karier bagus. Tapi ternyata semua tidak disangka. Pasti berpengaruh elektabilitas,” tambah Mimi. Memegang amanah dan tanggung jawab sebagai wakil rakyat akan dia emban. Perkembangan pembangunan di Kota Minyak tentu menjadi sorotannya. Dia kini tengah berupaya untuk memperjuangkan terkait lahan eks Puskib. Yang sampai saat ini mangkrak untuk dihibahkan ke pemerintah kota Balikpapan. Karena menurut Mimi kebutuhan yang paling mendesak yakni keberadaan gedung sekolah. “Masih dikaji bersama Pemprov terkait lahan eks Puskib. Kami sudah memohon untuk dibangun pusat pendidikan terpadu. Apa lagi di kawasan itu Balikpapan Tengah tidak punya sama sekali SMA,” ujar wanita 45 tahun itu. Mimi pun berharap apa yang dia perjuangkan tersebut bisa terealisasi. Terlebih, baru-baru ini Balikpapan kekurangan sekolah. SMP maupun SMA. Khusus SMA sangat dibutuhkan. Karena daya tampung hanya sekira 48 persen dari jumlah siswa lulus SMP. “Insya Allah semoga bisa teralisasi,” tutupnya. *   Pewarta: Arif Fadilah  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: